Krisis Dokter Spesialis di Luar Jakarta! IDI Ungkap Penyebab dan Solusi

Ilustrasi Patologi, dokter bedah
Sumber :
  • Pixabay/ Mitrey

JAKARTA  – Disparitas pemenuhan dokter spesialis masih terjadi di banyak wilayah Indonesia. Dari data yang di himpun oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) rasio dokter spesialis masih cenderung terpusat di DKI Jakarta.

Heboh Eks Dandim Makassar Diduga Selingkuh di Hotel Bareng Istri Dokter

Diketahui bahwa beberapa jenis tenaga dokter spesialis telah mencapai target rasio yang ditetapkan, seperti dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam, Spesialis obstetri, ginekologi, spesialis bedah, anestesi, dan patologi klinik. 

Sedangkan, yang masih belum sesuai dengan target rasio adalah tenaga dokter spesialis radiologi dan spesialis patologi anatomi serta spesialis paru. jika mengacu pada data STR yang diperoleh KKI tenaga dokter spesialis belum terpenuhi target pemerataannya.

Berpengalaman di Pemerintahan, Elly Lasut Didukung Tokoh Minahasa Utara untuk Pimpin Sulut

Pasien diabetes

Photo :
  • Eat This

Di Jakarta, ada sekitar 8.787 dokter spesialis. Urutan kedua yakni Jawa Barat dengan 6.293 dokter spesialis dan Jawa Timur yang memiliki 6.234 spesialis.

Warga Banggai Gabung Berani Gaspoll, Siap Pilih Anwar Hafid di Pilgub Sulteng

"Kalau kita lihat proporsinya, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulsel, Sumut, ini adalah wilayah yg proporsinya besar dari dokter spesialis. Tapi kalau kita bicara rasio, Jabar dan Jatim masih kurang spesialis," kata Ketua Umum IDI dr Adib Khumaidi, SpOT dalam konferensi pers, Kamis, 21 Februari 2024.

Menurut dr Adib, ada beberapa alasan Jakarta memiliki rasio atau jumlah dokter yang lebih tinggi daripada wilayah lain. Termasuk terkait pendidikan kedokteran dan faktor pertumbuhan investasi kesehatan.

"Kemudian juga dari sisi pendidikan anak, sarana prasarana, pertumbuhan investasi kesehatan dalam hal fasilitas kesehatan masih tinggi di Jakarta, termasuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru yang membuat dokter spesialis di Jakarta itu tinggi," ucapnya.

"Di wilayah lain juga demikian, sehingga pertumbukan faslitas kesehatan itu akan menarik SDM kesehatan. Jika nilai ekonomi tinggi dan banyak pendirian RS, di situ akan menarik para SDM kesehatan berada dalam satu wilayah," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya