Waspada! 4 Makanan Ini Bisa Merusak Metabolisme Tubuh, Picu Obesitas, Diabetes, dan Jantung!
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Metabolisme merupakan proses dimana tubuh mengubah makanan dan minuman menjadi energi. Semakin efisien metabolisme semakin kecil kemungkinan kenaikan berat badan. Seperti diketahui, sistem metabolisme yang seimbang dapat membantu membakar jaringan lemak yang berlebihan sehingga membuat berat badan menjadi lebih ideal.
Maka dari itu, agar metabolisme efisien dalam membakar kalori dan mengubahnya menjadi energi, Anda perlu memerhatikan asupan makanan. Sebab ada beberapa jenis makanan yang ternyata bisa merusak metabolisme tubuh Anda. Apa saja? Berikut ini rangkumannya dikutip dari tayangan Hidup Sehat Plus, tvOne, Rabu 21 Februari 2024.
1. Tepung putih
Tepung putih adalah olahan gandum yang serat dan antioksidannya telah dihilangkan. Mengonsumsi tepung putih dapat memperlambat proses pencernaan karena tubuh memecah tepung putih lebih cepat daripada gandum. Artinya tubuh akan mendapat sinyal bahwa tidak perlu membakar kalori ekstra untuk tepung putih. Selain itu, metabolisme akan beroperasi ke tingkat yang lebih lambat
2. Sirup jagung tinggi fruktosa
Konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dapat menyebabkan sindrom metabolik. Seperti diketahui sindrom metabolik menyebabkan terjadinya penyakit diabetes, penyakit jantung dan stroke. Pemanis ini biasa ditemukan di makanan olahan dan minuman ringan. Sirup jagung tinggi fruktosa juga dapat menyebabkan obesitas karena memiliki efek negatif pada metabolisme.
3. Alkohol
Konsumsi terlalu banyak alkohol bisa berdampak besar terhadap tingkat metabolisme tubuh. Sebab konsumsi minuman beralkohol berlebih dapat menyebabkan pembentukan racun bagi tubuh. Akibatnya bukannya meningkatkan metabolisme, justru tubuh harus bekerja keras untuk mengidentifikasi bahan kimia tersebut.
4. Gorengan
Gorengan biasanya diolah dengan menggunakan minyak yang terhidrogenasi atau lemak trans. Lemak trans dapat mengacaukan metabolisme tubuh bahkan bisa menyebabkan metabolisme berhenti total.Â
Peneliti di universitas di luar negeri menemukan bahwa hewan yang diberikan makanan tinggi lemak trans mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan dengan hewan yang diberikan makanan penuh lemak jenuh tunggal. Selain itu, penelitian juga menemukan hubungan konsumsi makanan yang digoreng dengan kenaikan berat badan orang dewasa.Â