Gak Bisa Tidur karena Paslonnya Kalah, Bisa Jadi Tanda Stres Pasacapemilu

Ilustrasi pria stres atau marah.
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA  – Hari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah berlangsung pada14 Februari 2024 lalu, namun banyak orang masih gugup menanti putusan akhir dari KPU soal siapa pasangan calon yang akan menjabat sebagai Presiden RI ke depannya. Hasil quick count sendiri menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran mengungguli dua pasangan calon lainnya. Sehingga banyak pendukung Paslon 02 yang sudah bersuka ria. Di sisi lain, pendukung Paslon 01 dan 03 justru harus bersiap menerima kekalahan jika pasangan andalannnya tidak berhasil menyaingi suara Paslon 02.

MK Hapus Presidential Threshold, PDIP Usul 2 Langkah Cegah Muncul Banyak Capres-Cawapres

Kondisi yang mendebarkan ini membuat perhatian banyak orang berfokus pada alasan mengapa Paslon 02 bisa unggul dari yang lainnya. Pendukung yang tidak terima pun mulai menimbulkan berita-berita hoaks hingga mencurigai adanya kekurangan. Alhasil, banyak orang yang bertambah beban pikirannya hingga membuat sulit tidur dan tidak nafsu makan.

Presidential Threshold 20 Persen Dihapus MK, Menko Yusril: Pemerintah akan Lakukan Ini

Dua kondisi itu biasanya dialami oleh orang yang sedang stres. Siapa sangka, bukan hanya Paslon yang kalah saja yang bisa mengalami stres karena sudah banyak usaha hingga mengeluarkan modal untuk kampanye, tetapi para pendukungnya pun rentan mengalami stres pascapemilu.

"Semua berisiko baik yang mencalonkan anggota partai atau pendukung setia. Jadi tidak pasti bahwa Capres karena biaya lebih besar jadi lebih stres. Faktornya adalah bagaimana ketahanan mental seseorang. Ada yang kepribadiannya dia tangguh dan rentan," terang dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, Ahli Kedokteran Jiwa RS Pondok Indah, dalam media briefing secara online, baru-baru ini.

Ketua DPD Ungkap Dahulu Gugatan Puluhan Pihak soal PT 20 Persen Ditolak oleh MK

"Gejalanya mulai dari susah tidur sampai tidak nafsu makan karena adanya beban pikiran," tambahnya.

Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan istri mencoblos di TPS 045 Bandung

Photo :
  • Antara

Dalam setiap pemilihan, pasti ada pasangan calon Presiden dan wakilnya yang menang dan kalah, mengingat tidak bisa semua dari mereka menjadi pemimpin Indonesia sekaligus. Oleh sebab itu, para pendukung mesti menyadarinya sejak awal bahwa mereka juga harus siap menerima kekalahan apabila Paslon andalannya tidak mendapatkan suara yang banyak.

Stres pascapemilu ini juga muncul karena kondisi mental seseorang yang lemah. Bahkan, pendukung yang terlalu fanatik akan lebih berisiko mengalami stres karena rasa emosional yang tidak bisa beradaptasi terhadap kekalahan Paslonnya.

"Harus siap kalau menang, harus siap kalau kalah. Jadi kesiapan mental itu penting. Mungkin aja ada Capres yang taruhannya besar tapi ketika dia kalah ya terima kekalahannya," jelas dr. Ashwin.

Lebih lanjut, kondisi stres pascapemilu ini sebaiknya segera ditangani dengan cepat. Setelah Pemilu berakhir, mulai lagi jalani hidup dengan normal sambil menerima kenyataan siapa yang akan menjadi Presiden berikutnya.

Melakukan hobi dan olahraga secara rutin diketahui menjadi cara yang ampuh untuk mengalihkan pikiran dari masalah-masalah politik ini.

"Jalankan hak dan kewajiban konstitusional. Terima siapa pun yang menang, percaya dia punya kesempatan yang baik untuk bangun bangsa ini. Lalu lanjutkan hidup, memperbanyak hal menyenangkan, hobi, liburan di luar pekerjaan rutin, olahraga," ujarnya.

Politikus PAN sekaligus Menteri Desa PDT Yandri Susanto.

MK Beri Kesempatan Partai Usung Capres Sendiri tapi PAN Anggap Prabowo Masih yang Terbaik

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Yandri Susanto menyebut, PAN menghormati putusan tersebut yang bersifat final dan mengikat. Tetapi mereka masih setia ke Prabowo.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025