Benarkah Makan Telur Dadar Bisa Sebabkan Kanker? Begini Penjelasan dr. Tirta

Ilustrasi telur dadar
Sumber :
  • Pixabay/ Nomoel Nemo

JAKARTA  – Pengguna media sosial belakangan ini memperdebatkan pendapat dari Iwan Benny Purwowidodo, founder Konsep Karnus, yang menyatakan bahwa makan telur dadar atau telur goreng bisa menyebabkan diabetes dan kanker.

Gunakan Pesawat Ini ke Semarang, Gibran Rakabuming Jadi Sorotan Netizen

Hal itu disebabkan karena proses pembuatan telur dadar adalah dengan cara mencampur kuning dan putih telur lalu mengocoknya hingga rata. Alhasil, kandungan biotin akan diikat oleh avidin yang terdapat dalam putih telur sehingga kandungan itu jadi tidak berfungsi dengan baik.

Akibatnya, tubuh yang kekurangan biotin dan asam lemak, maka akan mengalami oksidasi parsial yang memunculkan senyawa malondialdehid yang berisiko pada kanker.

Gara Gara Sebotol Viral, Shinta Arsinta dan Mala Agatha Dapat Rezeki dari Megah Music

Menanggapi hal itu, dr. Tirta memberikan penjelasan di akun TikToknya. Menurut dr. Tirta, sebenarnya makan telur tidak ada kaitannya dengan diabetes dan kanker secara langsung. Namun, ada beberapa hal yang patut diperhatikan.

"Telur tidak berhubungan dan berdampak secara langsung terhadap diabetes dan kanker. Kenapa saya bilang secara langsung, karena yang dipermasalahkan itu adalah cara kita memprosesnya," kata dr. Tirta, dikutip Kamis 15 Februari 2024.

Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

1. Penggunaan minyak

Baik telur dadar maupun telur mata sapi sama-sama memiliki kandungan protein hewani yang baik bagi tubuh. Namun, proses menggoreng telur yang harus diperhatikan. Sebaiknya gunakan minyak secukupnya saja agar gizi baik dalam telur tidak hilang dan berganti dengan efek samping dari minyak goreng tersebut. Selain itu, menggoreng telur usahakan jangan sampai gosong karena bagian kehitaman itu bisa menyebabkan zat karsinogenik yang memicu kanker.

"Pertama kalau menggoreng telur menggunakan minyak yang berlebihan, sampai hitam dan gosong, itu lah yang menyebabkan karsinogen," kata dr. Tirta.

2. Bumbu yang berlebihan

Telur ayam/Ilustrasi.

Photo :
  • Pixabay/ponce_photography

Selain minyak, orang biasanya memberikan banyak bumbu pada masakannya agar mendapatkan rasa yang paling lezat. Namun ternyata, terlalu banyak bumbu, apalagi bumbu instan, justru berdampak tidak baik bagi kesehatan.

"Kedua cara membumbui. Kalau membumbui telur ini dengan banyak bumbu, ya itu akan berpengaruh terhadap tubuh kita," ujar dr. Tirta.

3. Makan telur berlebihan

Apa saja yang berlebihan pasti punya dampak yang tidak baik, begitu juga dengan makan telur. Ada dua zat penting dalam telur yang jika dikonsumsi berlebihan membuat tubuh jadi tidak bisa bekerja secara maksimal sehingga zat itu justru menjadi bumerang bagi tubuh.

"Ketiga kalau makan telur berlebihan, garis bawahi, biotin dan avidin, itu memang bisa berpotensi . Kalau Anda makannya berlebihan sehingga tubuh kita tidak bisa mentolerir dua zat tersebut," jelasnya.

4. Gaya hidup

Menurut dr. Tirta, tidak hanya makan telur yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan, tetapi juga gaya hidup salah. Sementara tubuh menerima banyak asupan makanan setiap hari, namun aktivitas fisiknya kurang, maka sisa makanan dalam tubuh mungkin saja memicu berbagai penyakit.

"Teman-teman harus tahu bahwa penyakit kronis atau penyakit yang terkait dengan metabolik, mayoritas disebabkan kesalahan gaya hidup yaitu konsumsi makan yang berlebihan dan aktivitas fisik yang kurang," terangnya.

"Jadi kalau makan telur sampai 20-50 butir per hari wah saya nggak bisa bayangin itu kayak apa. Dan Anda mager, tidak beraktivitas dengan baik ya Anda akan berpotensi penyakit tersebut," kata dr. Tirta.

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024