Hari Epilepsi Internasional, Kenali Gejala Hingga Penyebabnya

Ilutrasi penderita epilepsi
Sumber :
  • flickr

VIVA Lifestyle – Hari Epilepsi Internasional diperingati setiap 12 Februari. Hari Epilepsi Internasional diperingati untuk melawan epilepsi. Sebab, epilepsi sendiri merupakan kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang. 

Perempuan Berisiko Dua Kali Lipat Kehilangan Semangat Kerja Akibat Stres

Dilansir Mayo Clinic, epilepsi yang juga dikenal sebagai gangguan kejang adalah kondisi otak yang menyebabkan kejang berulang.Gejala kejang sendiri dapat sangat bervariasi. Seperti apa? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.

Beberapa orang mungkin kehilangan kesadaran selama kejang, sementara yang lain tidak. Tatapan penderitanya biasanya kosong selama beberapa detik selama kejang. Atau pada penderita lain, mereka berulang kali menggerakkan lengan atau kaki, di mana gerakan tersebut dikenal sebagai kejang-kejang. 

Kaget! 30 Persen Pekerja Keuangan Indonesia Stres Berat, Apa Penyebabnya?

Seseorang didiagnosis dengan epilepsi, jika Anda mengalami setidaknya dua kali kejang yang tidak beralasan dalam 24 jam terpisah, yaitu kejang yang tidak diprovokasi dan tidak memiliki penyebab yang jelas.

Stres Ancam Kesehatan, Perbaiki Pola Hidup melalui Pendekatan Sadar Risiko

Untuk gejala kejang, gejalanya sendiri bervariasi tergantung pada jenis kejang. Hal itu karena, epilepsi disebabkan oleh aktivitas tertentu di otak, sehingga kejang dapat memengaruhi proses otak apa pun. Gejala kejang mungkin termasuk:

  1. Bingung sementara
  2. Tatapan kosong
  3. Otot kaku
  4. Gerakan menyentak lengan dan kaki yang tidak terkendali
  5. Kehilangan kesadaran
  6. Gejala psikologis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu.

Terkadang orang dengan epilepsi mungkin mengalami perubahan dalam perilaku mereka. Mereka juga mungkin memiliki gejala psikosis. Namun kebanyakan orang dengan epilepsi cenderung memiliki jenis kejang yang sama, gejala biasanya mirip dari episode ke episode.

Di sisi lain, kejang dapat dipicu oleh hal-hal di lingkungan. Pemicu kejang tidak menyebabkan epilepsi, tetapi mereka dapat memicu kejang pada orang yang menderita epilepsi. 

Kebanyakan orang dengan epilepsi tidak memiliki pemicu yang selalu menyebabkan kejang. Namun, mereka sering dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang membuatnya lebih mudah untuk mengalami kejang. Kemungkinan pemicu kejang termasuk:

Ilustrasi Scotch whisky/minuman beralkohol.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
  • Alkohol
  • Lampu berkedip
  • Penggunaan narkoba secara ilegal
  • Melewatkan dosis obat anti kejang atau mengonsumsi lebih dari yang ditentukan
  • Kurang tidur
  • Perubahan hormon selama siklus menstruasi
  • Stres
  • Dehidrasi
  • Telat makan
  • Penyakit

Sementara itu, terkait penyebab epilepsi, hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti pada setengah orang yang didiagnosis epilepsi. Namun setengah lainnya, kondisi tersebut dapat ditelusuri ke berbagai faktor, termasuk:

Pengaruh genetik.
Beberapa jenis epilepsi terjadi turun-temurun. Dalam kasus ini, kemungkinan ada pengaruh genetik. Para peneliti telah menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen tertentu. Tetapi beberapa orang memiliki epilepsi genetik yang tidak turun-temurun. Perubahan genetik dapat terjadi pada anak tanpa diturunkan dari orangtua.

Bagi kebanyakan orang, gen hanya sebagian dari penyebab epilepsi. Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang memicu kejang.

Trauma kepala
Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya dapat menyebabkan epilepsi.

Faktor-faktor di otak
Tumor otak dapat menyebabkan epilepsi. Epilepsi juga dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang terbentuk di otak. Orang dengan kondisi pembuluh darah seperti malformasi arteriovenosa dan malformasi kavernosa dapat mengalami kejang. Dan pada orang dewasa di atas 35 tahun, stroke adalah penyebab utama epilepsi.

Ilustrasi HIV

Photo :
  • Times of India

Infeksi
Meningitis, HIV, virus ensefalitis dan beberapa infeksi parasit dapat menyebabkan epilepsi.

Cedera sebelum lahir
Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang memungkinkan itu termasuk infeksi pada ibu, gizi buruk atau tidak cukup oksigen. Kerusakan otak ini dapat mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy.

Kondisi tumbuh kembang
Epilepsi terkadang dapat terjadi dengan kondisi perkembangan. Orang dengan autisme lebih mungkin memiliki epilepsi daripada orang tanpa autisme. Penelitian juga telah menemukan bahwa orang dengan epilepsi lebih mungkin memiliki attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) dan kondisi perkembangan lainnya. Memiliki kedua kondisi tersebut mungkin terkait dengan gen.

Pekerja sektor keuangan yang alami stres kerja rentan terhadap sejumlah masalah

Pekerja Sektor Keuangan di Indonesia Alami Stres, Ini 3 Faktor utamanya

Banyak pekerja yang terpaksa bekerja lebih lama atau menambah jam kerja di luar jam kerja normal mereka dengan membawa pekerjaan itu ke rumah untuk menyelesaikan tugasnya

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024