Ini Fakta Seputar MSG atau Penyedap Rasa alias Mecin
VIVA Lifestyle – Mitos mecin atau penyedap rasa adalah keyakinan yang tersebar luas di masyarakat, terutama terkait dengan penggunaan monosodium glutamat (MSG) sebagai bahan penyedap makanan. Meskipun terdapat keyakinan bahwa MSG dapat menyebabkan reaksi alergi atau gejala lain, seperti sakit kepala dan tekanan darah tinggi, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan tidak menyebabkan efek samping pada kebanyakan orang
Hal ini juga yang menarik Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) mengadakan acara Sharing Time dengan tema "MSG untuk Masakan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi, dan No Worries" baru-baru ini. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai komunitas yang aktif dalam ekosistem bahan pangan di Indonesia. Scroll lebih lanjut ya.
Sharing session ini melibatkan beberapa narasumber, antara lain, Prof. Hardinsyah MS, PhD., dr. Sheena M.Gz, SpGk, AIFO., Chef Muto, Chef Ajis, dan Ir Satria Gentur Pinandita selaku Ketua P2MI. Dalam diskusi obyektif, para pakar membahas fakta-fakta mengenai Monosodium Glutamat (MSG) serta mengungkap kebenaran dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia terkait MSG atau yang lebih dikenal sebagai Micin atau Vetsin, penyedap masakan yang sering digunakan dalam kuliner Indonesia.
Ir Satria Gentur Pinandita, Ketua P2MI, menyampaikan tujuan P2MI adalah untuk memberikan informasi yang benar dan faktual kepada masyarakat mengenai MSG dan turunannya. P2MI juga berkomitmen untuk memajukan industri bahan tambahan pangan di Indonesia, khususnya MSG (monosodium glutamat) dan turunannya.
"Kondisi sosial tersebut, membuat P2MI yang berdiri sejak 15 September 1971, merasa berkepenitngan untuk membongkar mitos tentang Micin atau MSG. P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Prof. Hardinsyah MS, PhD., menjelaskan, asam glutamat, bahan utama dalam MSG, adalah asam amino yang umumnya ditemukan dalam makanan sehari-hari seperti jamur, keju parmesan, dan tomat. Ia menegaskan bahwa kecil kemungkinan orang alergi terhadap MSG. Fakta lainnya yang dibahas adalah bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada otak dan tidak menyebabkan sakit kepala atau migrain.
"Pada kenyataannya jika sejumlah MSG yang sesuai telah ditambahkan ke makanan, hal itu sudah cukup. Faktanya, menambahkan terlalu banyak MSG justru dapat mengurangi kelezatan dari makanan tersebut," ujarnya.
Ahli Gizi, dr. Sheena M.Gz, SpGk, AIFO., menambahkan bahwa International Headache Society pada Januari 2018 telah menghapus MSG dari daftar faktor penyebab sakit kepala. Dia juga membantah mitos bahwa MSG mengandung sodium tinggi, menyatakan bahwa MSG memiliki kandungan natrium lebih rendah daripada garam meja.
P2MI berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang MSG, menghilangkan kekhawatiran yang tidak berdasar, dan membantu memajukan industri bahan tambahan pangan di Indonesia.