Bukan Cuma Bintik Merah di Kulit, Ini Gejala Awal DBD yang Lebih Parah
- Pixabay/Nuzree
JAKARTA – Indonesia sebagai negara endemik dengue masih menghadapi permasalahan yang sama setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sampai pada minggu ke-52 tahun 2023, tercatat ada 98.071 kasus di Indonesia dengan jumlah kematian sebanyak 764 jiwa.
Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit dengan urgensi yang tinggi di Indonesia, di mana semua orang memiliki risiko yang sama untuk terjangkit, terlepas dari usia, strata sosial, atau tempat tinggal. Penyakit ini bisa sangat berbahaya karena menyebabkan kematian. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada pengobatan khusus yang spesifik untuk menangani DBD. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, PhD, menekankan pentingnya proteksi yang lebih luas mengingat virus dengue dapat menyerang siapa saja baik anak-anak, dewasa bahkan lansia.
"Intervensi terhadap infeksi dengue harus dilakukan secara komprehensif, yakni terhadap agent, host, serta environment-nya. Vaksinasi menjadi metode yang sangat penting untuk membantu memberikan perlindungan lebih baik dari ancaman keparahan DBD, yang ada saat ini bisa diberikan bagi kelompok usia 6-45 tahun,” jelas Prof. Erni, dalam acara Diskusi Publik 'Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue', di Jakarta, Rabu 17 Januari 2024.
“Dengan demikian, perlindungan yang diberikan akan lebih optimal bagi seluruh anggota keluarga. Apalagi seseorang yang mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, atau diabetes mellitus dan hipertensi, apabila ia mengalami demam dengue berisiko lebih tinggi menjadi dengue berat bila dibandingkan mereka yang tidak punya penyakit penyerta," sambungnya.
Supaya DBD bisa segera diatasi, maka tanda-tanda awalnya pun patut diketahui. Kebanyakan orang meyakini mimisan dan bintik-bintik merah pada kulit sebagai tanda yang mendasar saat terserang DBD. Padahal, ada kondisi lebih parah yang bisa menjadi awal terjangkitnya virus dengue.
"Buang air kecilnya seperti kemerahan atau menstruasi yang terus-menerus tidak bisa terkontrol dalam kondisi demam, itu harus hati-hati," kata Prof. Erni.
Tanda lainnya adalah menurunnya konsentrasi hingga hilang kesadaran secara tiba-tiba. Biasanya dalam kondisi ini penderita DBD sulit diajak berkomunikasi karena otak tidak dapat bekerja dengan normal. Selain itu, timbul rasa nyeri perut yang luar biasa. Ada juga rasa sakit di beberapa bagian tubuh seperti nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, dan kelelahan.
Gejala awal timbulnya DBD juga disertai dengan demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Pada tahap ini, Prof. Erni menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar segera didiagnosis. Prof. Erni mengingatkan, orangtua harus waspada ketika anak-anak sedang dalam kondisi demam tinggi dan tidak bisa menerima cairan maupun asupan makanan.
"Jadi dikasih minum, muntah, sudah nggak mau makan. Ini kita harus lebih hati-hati terlepas apapun penyebab demamnya. Karena fase demam tinggi menyebabkan dehidrasi," jelas Prof. Erni.