Kasus Demam Berdarah Meningkat, Kapan Vaksin DBD Siap?
- VIVA/ David Rorimpandey
JAKARTA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah di Indonesia kembali meningkat seiring dengan perubahan musim dari panas ke hujan yang menyebabkan lebih banyak nyamuk berkembang biak. DBD merupakan penyakit karena virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat sekaligus menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Sampai minggu ke-52 di tahun 2023, dilaporkan ada 98.071 kasus dengan angka kematian sebanyak 764 kasus di Indonesia. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah termasuk vaksinasi. Sejauh ini, vaksin DBD atau yang dikenal dengan Travelent Dengue Vaccine (TDV) masih dikaji terus oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk dijadikan sebagai program vaksinasi nasional.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengungkapkan bahwa vaksin DBD itu belum siap untuk diperkenalkan di tahun ini. Pihaknya berusaha untuk memastikannya di tahun 2025.
"Jadi, yang vaksin DBD belum introduksi tahun ini. Kita lihat di tahun depan," kata Maxi, dalam acara Diskusi Publik 'Peran Masyarakat Dalam Perlindungan Keluarga Terhadap Ancaman Dengue', di Jakarta, Rabu 17 Januari 2024.
Pengkajian tentang vaksin DBD itu masih berlanjut dan mengalami kenaikan progres yang cukup signifikan. Maxi mengungkapkan beberapa daerah dengan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang memadai justru sudah bisa terlebih dahulu memperkenalkan vaksin DBD ini kepada masyarakat.
"Jadi sebenarnya introduksi sudah mulai, di daerah-daerah tertentu yang kapasitas di skala APBD-nya bagus, sudah mulai, seperti di Kaltim, daerah yang sudah mau, ya silakan," kata Maxi.
Terkait upaya pemerintah dalam menekan peningkatan angka DBD, Maxi menilai perlunya pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis. Salah satunya adalah dengan memperkuat sistem dan data yang merupakan kunci untuk membawa Indonesia pada tujuan bersama yakni 'nol kematian akibat dengue' pada tahun 2030.
Sebelumnya, Kemenkes telah meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada Februari 2023, yang ke depannya akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.
Selain itu, pemerintah juga melakukan strategi penanggulangan dengue melalui intervensi pada lingkungan vektor dan manusia yang disertai dengan dukungan regulasi.