Ayah Anji Meninggal di Usia 73 Tahun karena Stroke, Awas Penyakit Ini Juga Menyerang Anak Muda
- Times of India
VIVA Lifestyle – Ayahanda Anji, Hartiyo, meninggal dunia pada Selasa 16 Januari 2024, di usia 73 tahun akibat penyakit stroke. Sebelumnya, ia dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Penyakit stroke memang harus mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat untuk meningkatkan peluang hidup. Namun, di zaman dewasa ini bukan hanya orang-orang berusia lanjut yang bisa mengalami stroke, tetapi juga orang di usia yang lebih muda bahkan para milenial. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Berdasarkan analisis yang dipublikasikan oleh International Journal of Epidemiology, para peneliti di Rutgers University menemukan kematian akibat stroke akan meningkat di kalangan generasi milenial dibandingkan generasi sebelumnya.
"Dimulai sekitar tahun 1960, semakin tua Anda dilahirkan, semakin tinggi risiko Anda menderita stroke iskemik yang fatal pada usia tertentu," kata Cande Ananth, PhD, MPH, penulis utama studi tersebut dan Kepala Divisi Epidemiologi dan Biostatistik di Departemen dari Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi Rutgers Robert Wood Johnson Medical School, melansir Healthline, Selasa 16 Januari 2024.
"Penelitian ini tidak mengidentifikasi penyebab tren ini, namun penelitian lain menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah meningkatnya angka obesitas dan diabetes," lanjut Ananth.
Angka kematian akibat stroke mungkin meningkat karena kurangnya fokus pada pencegahan stroke dan serangan jantung.
Gaya hidup juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kematian terkait stroke. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan angka obesitas dan diabetes juga berperan.
"Ada banyak faktor risiko (termasuk BMI tinggi dan obesitas, merokok, dan penggunaan alkohol, diabetes dan hipertensi adalah yang paling penting) yang memengaruhi seseorang terhadap peningkatan risiko kematian akibat stroke," kata Ananth.
Generasi milenial juga mungkin menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Seiring dengan kehidupan dan tuntutan pekerjaan, generasi milenial memiliki lebih sedikit waktu untuk diri mereka sendiri dan karenanya kesehatan pun terganggu.
Ananth mencatat bahwa stres kemungkinan besar berkontribusi terhadap peningkatan kematian terkait stroke di kalangan generasi milenial. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah penyebab stres baru yang disebabkan oleh perubahan dunia harus dianggap sebagai risiko potensial.