Heboh Virus Polio yang Ditemukan di Indonesia Disebabkan Karena Vaksin? Begini Kata Kemenkes

Ilustrasi vaksin Polio
Sumber :
  • medicine net

JAKARTA  – Beberapa waktu lalu beredar kabar yang menyebut bahwa temuan kasus polio tipe 2 disebabkan karena vaksin polio cVDPV2. Bahkan temuan kasus ini telah dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Terkait dengan hal ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu angkat bicara. Dijelaskan Maxi bahwa setiap vaksinasi itu untuk melindungi individu atau kelompok supaya mereka punya antibodi. Scroll untuk informasi selengkapnya.

“Vaksin yang diberikan itu virus yang dilemahkan. Polio vaksin itu virus yang dilemahkan. Dan itu masih ada dalam tubuh,” kata Maxi dalam virtual press conference, Jumat 12 Januari 2024.

Namun virus yang dilemahkan dari vaksin yang telah disuntikkan tersebut bisa keluar melalui pencernaan berupa feses. Feses tersebut jika memang tidak terkelola dengan benar di pembuangan, bisa menyebabkan masalah. 

Nantinya limbah feses tersebut yang mencemari lingkungan berisiko menyebabkan penyebaran virus tersebut. Terlebih jika kekebalan warga di sekitar rendah.

“Saat (virus) keluar melalui pencernaan melalui tinja, akan masuk ke lingkungan. Kalau didapat pada tubuh dan ditemukan kekebalan kelompok, itu rendah,” jelas dia.

“Dari 3 survei yang dilakukan terhadap 200 rumah tangga daerah baik di desa itu di bawah 20 persen. Kalau virus itu masuk ke dalam tubuh dan itu pindah-pindah dan alami mutasi, ya pas dapat anak yang tidak punya kekebalan ya sudah kena,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional PP-KIPI, Prof Dr.dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.TropPaed menjelaskan virus polio dari vaksin memang bisa hidup di saluran cerna dan keluar lewat feses. Namun, kalau feses tersebut tidak terkelola dengan tepat, kemudian tempatnya memungkinkan ideal pertumbuhan virus tersebut, virus bisa muncul dan berkembang lagi. 

“Karena anak-anak itu tidak kebal lagi karena cakupan tidak tercapai. Kebiasaan buang air besar tidak terjaga sehingga anak-anak jadi sumber persemaian, sehingga timbul virus dari vaksin yang di masa lalu,” jelasnya. 

Ilustrasi penderita polio

Photo :
  • Instagram

Namun Hinky menjelaskan, penularan virus polio karena vaksin itu tidak sesederhana yang dipikirkan orang banyak. 

“Ga sederhana dikasih vaksin terus jadi. Harus lewat proses panjang. Jadi jika cakupan tidak tinggi, kedua buang air besar sembarangan, kalau tidak diselesaikan gini lagi. Bukan karena vaksin ditetesin terus jadi lumpuh,” ungkapnya.

Hinky menjelaskan masalah virus polio yang menyebabkan kelumpuhan ini perlu dinetralisir yakni dengan menggunakan vaksin jenis baru. 

“Kita sekarang harus netralisir virus itu dengan menggunakan vaksin jenis lain yang baru. Meskipun opv2, tapi novel ini baru, enggak nakal, mutasi ga bakal, apalagi kematian,” ujarnya.

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

Hinky juga menegaskan bahwa virus polio tidak menyebabkan kematian. 

“Kematian 98 persen tidak terkait dengan vaksin. Kalau terjadi kematian itu penyebab kematian banyak sekali,” ungkapnya. 

Studi: 96 Persen Anak-anak di Gaza Merasa Dihantui Kematian dan Trauma
Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024