Suka Bakso, Gorengan Sampai Makanan Tinggi Gula Waspada Perlemakan Hati

Ilustrasi makanan dan minuman manis
Sumber :
  • Pexels

JAKARTA –Siapa yang tidak suka dengan gorengan, makanan yang tinggi gula seperti kue hingga minuman manis? Makanan jenis ini sering sekali kita konsumsi sebagai cemilan terutama ketika tengah mengerjakan pekerjaan atau tengah santai sambil menonton drama favorit kita.

dr Tirta Ungkap Rumus Makan untuk Turunkan Berat Badan

Namun hati-hati ya! Sebab, sering konsumsi makanan berlemak seperti bakso, gorengan hingga makanan yang mengandung gula tinggi dapat menyebabkan perlemakan hati atau disebut juga fatty liver. Kok bisa? 

Sebagai informasi, perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah penumpukan lemak yang berlebih pada organ hati. Penumpukan abnormal tersebut biasanya terjadi pada sel-sel hati. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati yang seharusnya memproses makanan dan minuman, serta menyaring zat berbahaya dari darah.

9 Kuliner Bakso Terenak di Ciputat, Murah Meriah dan Bikin Nagih

Ilustrasi konsumsi permen dan makanan manis berlebih

Photo :
  • Freepik: wayhomestudio

Dijelaskan oleh Spesialis penyakit dalam konsultan hati dan pencernaan, dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH perlemakan hati juga bisa disebabkan oleh pola atau gaya hidup seperti makan makanan tinggi lemak dan tinggi gula.

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

"Ini terkait gaya hidup. Perlemakan hati bisa karena alkohol bisa karena metabolik makanan dan lain-lain bisa juga karena obat-obatan tapi ini tidak banyak. alkohol di Indonesia tidak terlalu banyak, yang banyak faktor metabolik. Metabolik itu kaitannya dengan makanan, makanan berlemak, makanan mengandung gula, mengandung kalori tinggi memicu perlemakan hati," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Selasa 2 Januari 2024.

Dijelaskan oleh Irsan bahwa penyakit perlemakan hati atau fatty liver sebagai penyakit baru di kalangan masyarakat. Sebab masyarakat dulu menganggap bahwa lemak hanya bisa tertumpuk di perut saja tidak di hati.

"Perlemakan hati dulu dipikirnya di Amerika di Eropa yang penduduk makmur, obesitas. Di tahun 2000 kita kumpulkan data berdasarkan survei 30 persen penduduk yang disurvei mengalami perlemakan hati,"kata dia.

Sementara itu, terkait dengan gejala hati. Irsan menyebut bahwa gejala perlemakan hati tidak bisa terlihat dengan kasat mata terutama pada stadium awal. Namun jika menunjukkan gejala seperti mata menguning, muntah darah sudah menunjukkan gejala tahap lanjut dari perlemakan.

"Semua yang berkaitan dengan hati tanpa gejala pada tahap awal. Tahap lanjut baru terlihat, kapan tahu apakah mata saya kuning itu perlemakan hati itu sudah telat. Apakah muntah darah saya perlemakan hati itu sudah telat. Susahnya perlemakan hati itu tidak bisa dideteksi dari luar," kata dia.

Maka dari itu, kata Irsan jika mereka yang memiliki riwayat diabetes, perut buncit dan obesitas sudah harus waspada. Dengan melakukan pemeriksaan melalui USG. 

"Kapan curiga kaitannya makan enak pada mereka kegemukan, diabetes mulai buncit hati-hati perlemakan hati atau tidak. Mengetahui perlemakan hati itu melalui USG. Kebanyakan cek up enggak periksa USG hanya darah saja, tidak terdeteksi perlemakan hati," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya