Menkes Prediksi Januari Puncak Kasus COVID-19, Sub Varian JN 1 Dominasi

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Freepik

JAKARTA – Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tercatat ada 2.800 kasus per minggu untuk COVID-19 di Indonesia.

Konser Superdiva Diundur Januari 2025, Titi DJ Akui Sempat Kecewa dan Down

“Kita juga melihat ada peningkatan COVID sekarang sampai hampir 2.000-an per minggu, 2.800 per minggu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kementerian Kesehatan Jakarta, Jumat 22 Desember 2023.

Meski begitu diungkap Menkes angka ini masih relatif aman. Hal ini mengacu pada batas kasus mingguan yang ditetapkan WHO ketika awal pandemi COVID-19 lalu.

Menkes Budi Blak-blakan Indonesia Masih Tertinggal dalam Penyediaan Produk Medis Inovatif

“Nah kita sekarang 2.800 per minggu, dari batasan tadi sekitar 56.000 per minggu.  Jadi sebenarnya masih relatif sedikit, tapi memang ada kenaikan yang cukup besar dalam beberapa minggu terakhir,” kata dia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Photo :
  • VIVA/ Isra Berlian
Menkes Tegaskan Tak Ikut Campur Kisruh JK Vs Agung Laksono Rebutan Ketum PMI

Diungkap Menkes bahwa subvarian JN.1 cukup mendominasi untuk kasus COVID-19 di Indonesia. Subvarian ini diketahui juga menyebabkan kenaikan kasus di negara tetangga seperti Singapura. 

“Nah ini kita wajib waspadai, dan ini kan datangnya dari luar negeri.  Subvarian JN.1 yang banyak juga terjadi di luar negeri. Nah kebetulan hasil sekuensnya kita terhadap JN.1 ini memang naik tadinya hanya 1 persen ya,  di minggu ke-2 November naik ke 19 persen, di minggu ke-3 November, kemudian di awal Desember ini sudah 43 persen.  Dari varian yang ada di Indonesia ini JN.1,” ujar Menkes.

Selain JN.1 sub varian XBB1.16 dan XBB1.9.1 juga ditemukan di Indonesia. Tercatat ada 16 persen kasus sub varian XBB.1.16 dan XBB1.9.1 sebesar 12 persen dari 77 sampel yang diambil melalui genom sequence. 

“Yang JN1 ini memang 43 persen total sampel yang kita ambil di minggu ke-2 Desember ini. Jadi kita ada 77 di minggu ke-2 ini yang masuk, dari 77 sampel itu 43 persennya JN1.  Yang kedua 16 persennya itu XBB1.16 kemudian ada XBB1.9.1 12 persen,” kata Menkes.

Menkes sendiri memperkirakan Januari menjadi puncak kasus sub varian ini di Indonesia. 

“Nah kalau di prediksi puncaknya kita lihat karena 43 persen itu naik dari 19 persen di minggu pertama Desember.  Jadi kenaikannya pesat, artinya ini mendominasi varian yang ada.  Kalau pengalaman kita di sebelum-sebelumnya begitu dia sampai 80 persen, di atas 80 persen itu peaknya tercapai,” kata dia. 

“Sekarang kita lihat 19 persen ke 43 persen itu kan naiknya hampir 20 persen lebih ya.  Kalau kita hitung 20 persen lagi minggu depan, gitu 60, 20 persen lagi minggu depannya lagi, udah 80.  Jadi harusnya di Januari itu peaknya sudah dicapai,” ujar Menkes menambahkan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya