Bahaya Mengintai dibalik Viral Tren Hahu Horeng, Mulai dari Penyakit Jantung hingga Kanker!

Tren mukbang Hahu Hoheng
Sumber :
  • TikTok @nanakoot

JAKARTA – Beberapa waktu belakangan ini tren Hahu Horeng tengah viral di media sosial. Hahu Horeng ini merupakan tren memakan tahu goreng yang dicocol dengan menggunakan bubuk cabai pedas.

Bukan tahu goreng biasa, tahu putih goreng tersebut digoreng di minyak panas. Kemudian diangkat dalam keadaan panas dan dibaluri bubuk cabai pedas.

Dalam keadaan panas dan berbalur bubuk cabai, tahu goreng tersebut langsung di santap. Tren ini awalnya muncul dari salah satu konten kreator di China. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Tren ini juga dicoba sejumlah konten kreator di Indonesia sebut saja konten kreator yang suka kulineran, Nanakoot, Fikri Fadlu dengan ekspresi kepedasan dan kepanasan saat mencicipi hahu horeng lengkap dengan komentar ala logat China. 

Tren mukbang Hahu Hoheng

Photo :
  • TikTok @nanakoot

Ramainya tren Hahu Horeng di media sosial, ternyata punya dampak yang kurang baik untuk kesehatan tubuh loh. Spesialis Gizi, Johanes Chandrawinata, MND, SpGK angkat bicara.

"Bahaya makan makanan yang baru digoreng pada suhu minyak goreng 180 derajat celcius tentu bisa timbul luka bakar di mulut dan lidah. Minyak mendidih pada suhu yang jauh lebih tinggi dari pada air, biasanya deep frying itu suhunya 180 derajat (air 100 derajat celcius). Bubuk cabe menambah sesnasi panas di mulut dan lidah," kata dia kepada VIVA.co.id melalui pesan singkatnya, Kamis 21 Desember 2023.

Lebih lanjut diungkap Johanes bahwa perlu diperhatikan bahwa makan gorengan dapat menimbulkan obesitas dan tinggi kolesterol karena minyak yang digunakan biasanya minyak jenuh seperti minyak sawit atau minyak kelapa.

Tren mukbang Hahu Hoheng

Photo :
  • TikTok @nanakoot

Tak hanya itu saja, makanan yang diolah dengan cara digoreng bisa menimbulkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

"Menggoreng menimbulkan 'advance glycation end product' yang menimbulkan peradangan di dalam tubuh dengan efek jangka panjang munculnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung," kata Johannes.

Kanker Esofagus

Sebuah studi di Journal of International Cancer mengatakan ada hubungan antara suhu makanan atau minuman terhadap kesehatan.

Spesialis onkologi,dr. Davendra Sohal, MD, MPH, mengatakan bahwa paparan suhu panas yang menyengat dari makanan atau minuman apa pun selama bertahun-tahun merupakan faktor risiko potensial kanker esofagus.

Ilustrasi kanker.

Photo :
  • Times of India

"Semua jenis makanan atau cairan panas berpotensi mengiritasi lapisan tenggorokan dan kerongkongan. Suhulah yang merupakan faktor risiko terbesar. Saat Anda makan atau minum sesuatu yang terlalu panas dapat menyebabkan cedera termal pada lapisan tenggorokan atau kerongkongan. Cedera termal ini (terutama jika terjadi berulang kali) dapat menyebabkan peradangan kronis dan pembentukan sel kanker," kata dia melansir laman cleveland clinic.

Dr Sohal mengatakan bahwa paparan tunggal terhadap makanan atau minuman panas biasanya tidak akan menimbulkan banyak bahaya.

Jika Anda kebetulan menelan sesuatu yang terlalu panas, jangan muntah dan jangan minum air es dingin untuk mengimbangi sensasi terbakar sebab keduanya dapat menyebabkan kerusakan lebih parah.

Saran terbaik adalah minum air bersuhu ruangan dan lihat apakah airnya akan membaik dengan sendirinya. Namun jika Anda kesulitan menelan, pergilah ke UGD.

Cinema XXI Raih Sertifikasi Halal Jual Produk Makanan dan Minuman

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Freepik

Menurut penelitian, suhu lebih dari 140 derajat Fahrenheit atau setara 60 derajat celcius dianggap terlalu panas untuk dimakan atau diminum. Untuk membantu menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif, suhu maksimum bak mandi air panas hanya 104 derajat Fahrenheit atau 40 derajat celcius.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

"Ini bukanlah akhir dari cerita. Penelitian ini tentu saja menunjukkan hubungan yang sah antara cairan panas dan risiko kanker kerongkongan, namun juga menunjukkan bahwa hal ini dapat dimodifikasi," kata dia.

Jadi, lain kali Anda ingin minuman atau makanan yang sangat panas, pikirkan dua kali sebelum langsung dilahap dan biarkan sebentar makanan tersebut agar lebih dingin.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi
Pameran Internasional Makanan dan Minuman

Rumah Kuliner Berkonsep Nyaman Hadir di Pameran Makanan Internasional

Selama empat hari pameran, pengunjung dapat menikmati demo memasak dan baking dari Professional Chef dan Celebrity Chef.

img_title
VIVA.co.id
16 November 2024