Faktor Ini Bisa Jadi Pemicu Stres sampai Depresi
- Pixabay/ geralt
JAKARTA – Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, depresi telah menjadi salah satu isu kesehatan mental yang serius dan mendapat perhatian luas. Sementara banyak faktor yang berkontribusi pada perkembangan depresi, salah satu aspek yang sering terabaikan namun sangat penting adalah dampak ekonomi. Krisis ekonomi, ketidakstabilan keuangan, dan tekanan ekonomi yang berkelanjutan dapat memicu stres yang berujung pada depresi.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil sering kali membawa dampak yang signifikan pada kesehatan mental individu. Scroll lebih lanjut ya.
Ketidakpastian pekerjaan, hutang yang menumpuk, atau kemerosotan ekonomi secara umum dapat meningkatkan tingkat stres yang dialami seseorang. Stres ini, jika berlarut-larut, bisa berkembang menjadi depresi.
"Itu (ekonomi) salah satu triger meskipun bukan satu-satunya," ujar dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ dalam Hidup Sehat tvOne, Senin, 18 Desember 2023.
Tekanan ekonomi juga berdampak signifikan pada dinamika keluarga. Konflik yang disebabkan oleh masalah keuangan sering kali menimbulkan stres tambahan bagi semua anggota keluarga. Anak-anak dan remaja yang tumbuh dalam kondisi keluarga yang penuh tekanan ekonomi juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kesehatan mental, termasuk depresi.
"Depresi itu sering kali memunculkan kekerasan, mood menurun, lebih sensitif, pemicu yang biasa-biasa aja, jadi memicu kemarahan besar," katanya.
"Kehilangan fokus, konsentrasi, energi menurun atau ganggaun jiwa berat, psikotik, ada halusinasi yang menyuruh dia melakukan sesuatu," sambungnya.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang kompleks dengan berbagai pemicu, dan faktor ekonomi adalah salah satunya. Memahami kaitan antara kondisi ekonomi dan depresi penting untuk mengembangkan strategi intervensi dan dukungan yang efektif. Salah satu dukungan bisa berasal dari masyarakat sekitar.