Kemenkes Konfirmasi 6 Kasus Pneumonia di Indonesia, Semua Pasien Dinyatakan Sembuh
- Pixabay
JAKARTA – Kasus Pneumonia atau radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumoniae melonjak di Tiongkok hingga membuat khawatir hampir semua masyarakat di dunia. Penyakit yang satu ini juga dikhawatirkan akan melonjak lagi di Indonesia sehingga pemerintah mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kondisi kesehatan.
Terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi bahwa telah ditemukan 6 kasus Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia. Akan tetapi, keenam kasus ini terjadi sudah cukup lama bahkan sebelum kehebohan pemberitaan di Tiongkok. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Pada dua hari yang lalu, laporan yang masuk ke Kemenkes soal kasus Mycoplasma Pneumonia ini menunjukkan adanya 6 pasien yang telah dikonfirmasi mengalami Pneumonia. Pasien-pasien tersebut ditangani oleh dua rumah sakit yang berbeda yaitu Rumah Sakit Medistra dan JWCC.
"Setelah kami konfirmasi, saat ini ada 6 kasus Mycoplasma Pneumoniae yang pernah, saya katakan pernah karena ini kejadiannya sudah lama, pernah dirawat di 2 rumah sakit, 5 pasien di Medistra, 1 pasien di JWCC," ungkap Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dalam media briefing secara daring, Rabu 6 Oktober 2023.
Dilaporkan ada 2 pasien yang rawat inap di Rumah Sakit Medistra, masing-masing masuk pada tanggal 12 dan 25 Oktober 2023. Lalu, ada pasien yang rawat inap di Rumah Sakit JWCC. Selebihnya, pasien yang lainnya hanya dirawat jalan pada November 2023.
Meskipun penyakit ini tergolong cukup serius, tetapi semua pasien sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah masing-masing. Pasien-pasien itu bahkan sudah bisa kembali beraktivitas normal termasuk pergi ke sekolah.
Gejala awal yang ditemukan saat mereka memeriksakan diri hampir sama dengan gejala Pneumonia pada umumnya, seperti demam, batuk dan pilek, hingga sesak napas ringan.
"Kami dapat laporan dari rumah sakit, mereka semua sudah sembuh dan gejala awalnya memang sama dengan pneumonia pada umumnya," ujar Maxi.
Lebih lanjut, rentang usia dari keenam pasien yang sudah dikonfirmasi tersebut adalah 3-12 tahun. Mereka semua telah menjalani pemeriksaan laboratorium dan ditemukan adanya bakteri Mycoplasma Pneumoniae. Kemenkes meminta sampel dari dua pasien yang masih disimpan di rumah sakit untuk penelusuran lebih lanjut terkait masalah kesehatan ini.
Ke depannya, Kemenkes akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap 6 pasien yang sudah dinyatakan sembuh itu, termasuk mencari tahu di mana mereka bersekolah dan lingkungan tempat tinggalnya.
"Tim kami tetap menggali informasi dia sekolah di mana, di sekolah itu udah banyak belum yang kena, tinggal di mana, itu kita akan kejar sehingga kita bisa melakukan intervensi," terangnya.
Agar penyakit ini tidak mudah menginfeksi anak-anak, maka Kemenkes mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih. Terlepas dari pandemi COVID-19, kebiasaan mencuci tangan hingga memakai masker sebaiknya tetap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami mengimbau pada masyarakat supaya perilaku hidup bersih dilakukan. Sering cuci tangan pakai sabun, kalau flu atau batuk beringus wajib pakai masker," imbaunya.