Tak Hanya di China, Kasus Pneumonia Anak Juga Ditemukan di Denmark dan Belanda

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

JAKARTA – Beberapa waktu lalu, China melaporkan peningkatan kasus pneumonia misterius yang menyerang anak-anak. Beberapa patogen diduga memicu penyakit tersebut termasuk mycoplasma pneumonia.

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Peningkatan tersebut disampaikan oleh otoritas kesehatan di China kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 13 November lalu. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Usut punya usut tak hanya di China saja, dua negara di Eropa yakni Denmark dan Belanda juga melaporkan terjadinya peningkatan kasus pneumonia pada anak.

Waspada! Musim Hujan Tingkatkan Risiko Penularan Pneumonia

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/miroshnichenko

“Tapi Eropa melaporkan 541 kasus dilaporkan minggu lalu 3kali lipat lebih banyak pada pertengahan Oktober Denmark 30 November,” kata Spesialis Paru RSUP Persahabatan, yang juga Ketua POKJA Infeksi PDPI, Prof. Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K) dalam virtual press conference, Jumat 1 Desember 2023. 

Tandanya Mirip, Ini yang Membedakan Batuk TBC dan Pneumonia

Sementara itu dijelaskan Erlina Burhan di Belanda dilaporkan pada 29 November 2023, 80 dari 100 ribu anak di Belanda berusia 5-15 tahun dirawat karena pneumonia. 

“Netherland 29 November 80 dari 100 ribu anak di Belanda usia 5-15 tahun dirawat karena pneumonia. Kasus pneumonia pada anak di bawah 4 tahun juga meningkat melonjak dari 124 menjadi 145 per 100.000 penduduk.  Bukan hanya di China tapi juga di Denmark dan Belanda,” ujar dia.

Lantas bagaimana di Indonesia? Terkait hal itu, Erlina Burhan punya jawaban tersendiri.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/Cottonbro

“Di Indonesia karena tidak memeriksa sampai strain mycoplasma pneumonia jadi anak batpil dikatakan ini ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan sebagainya tapi tidak dilakukan swab,” ujar dia.

Masa inkubasi dan gejala dari pneumonia 

Diungkap oleh Erlina umumnya pneumonia akan menunjukkan gejala pada 1-4 minggu setelah pasien terpapar.

“Umumnya 1-4 minggu baru ada gejalanya. Untuk orang dewasa bisa batuk dan dalam keadaan tertentu memperburuk batuknya dan bisa bertahan sampai beberapa bulan. Sakit tenggorokan, lemas, pada kasus yang komplikasi (ini jarang) akan ditemukan pada orang PPOK akan sebabkan efusi pleura atau eksaserbasi,” ucapnya.

Sementara untuk anak usia kurang dari lima tahun kata Erlina gejalanya akan berbeda dengan orang dewasa. Diungkapnya beberapa gejala itu mirip gejala flu antara lain seperti bersin-bersin hingga hidung tersumbat.

“Gejalanya akan berbeda lebih ke bersin-bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorok, mata berair karang ada mengi, karena batuk berlebihan jadi muntah dan diare,” ujar Erlina.

Cara menginfeksi tubuh. 

Dijelaskan oleh Erlina bakteri ini merupakan patogen ekstrasel sangat bergantung pada epitel sistem pernapasan dan faktor virulensinya untuk bertahan hidup. 

“Jadi menempel pada epitel memproduksi hidrogen peroksida dan super oksida. Produksi keduanya menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan sillia di sekitarnya,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya