Osteoporosis, Ancaman Wanita Pasca Menopause
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Menopause merupakan kondisi yang pasti dialami oleh setiap wanita secara natural di usia 45 tahun ke atas. Dalam fase ini, perubahan hormon pada tubuh wanita mampu menurunkan kualitas hidup baik secara fisik maupun mental. Tidak sedikit wanita yang merasa seolah masa menopause ini adalah akhir hidupnya karena kesehatannya yang menurun hingga sering mengalami stres.
Saat menopause, terjadi penurunan hormon esterogen yang dapat berakibat pada pengeroposan tulang atau osteoporosis. Akibatnya, produktivitas wanita juga ikut menurun karena sering mengeluh rasa sakit di bagian tulangnya hingga tak bisa bergerak dengan leluasa.
Untuk itu, dr. Ni Koman Yeni Dhana Sari, Sp.OG, selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Klinik Health 360, menjelaskan pentingnya mencegah pengeroposan tulang sejak dini untuk menghindari dampak yang lebih buruk saat menopause.
"Paling penting adalah pencegahan, jadi obat-obatan, vitamin, suplemen, yang perlu konsumsi sejak awal sudah harus konsumsi. Kita bisa tahu kepadatan tulang kita seperti apa di usia 35 tahun ke atas sebelum menopause, lalu cek kadar kalsium atau vitamin D dalam tubuh," ujarnya, dalam media briefing di Jakarta, Kamis 30 November 2023.
Dokter Yeni mengatakan kebiasaan minum susu sapi atau makan keju orang Indonesia memang sangat jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang asing. Padahal, kandungan baik dalam susu sapi terutama protein dan kalsium sangat dibutuhkan untuk kepadatan dan kekuatan tulang.
Apabila kadar kalsium maupun vitamin D dalam tubuh sangat kurang, maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut harus menjalani terapi. Lalu jika tidak segera diperbaiki, maka keadaan itu akan semakin memburuk saat masa menopause nantinya.
"Kalau kadarnya kurang, kita bisa suplementasi sejak dini, berapa kadar vitamin kita dan kalau ada defisiensi maka perlu terapi bukan maintenance lagi," katanya.
Meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah pengeroposan bisa dimulai sejak dini dengan kebiasaan mengonsumsi suplemen atau vitamin D dan kalsium, seperti yang terkandung dalam susu sapi. Selain itu, nutrisi harian juga harus dipenuhi lewat makanan bergizi seimbang terutama yang tinggi protein seperti daging merah. Tak kalah pentingnya, olahraga juga tidak boleh dilewatkan demi menjaga kekuatan otot dan tulang.
"Kalau terlambat dan sudah terlanjur menopause, tetap ada manfaatnya walaupun tidak sebaik kalau kita sudah sejak lama mulai minum susu atau konsumsi suplemen dan vitamin. Kalau dari sekarang sudah pegal-pegal, nyeri-nyeri, start minum aja" jelasnya.
Bukan hanya menyebabkan osteoporosis dan pengeroposan tulang, masa menopause juga dapat menimbulkan gejala yang membuat seorang wanita merasa kesulitan yaitu obesitas di mana lingkar perut lebih dari 80 cm, siklus menstruasi tidak seperti biasa, vagina kering, semburan panas, demam, keringat pada malam hari dan gangguan tidur, perubahan metabolisme, rambut rontok, payudara mengendur, tekanan darah meningkat, kolesterol dan gula darah meningkat, hingga akhirnya bisa mempengaruhi kondisi mental. Gejala-gejala ini bahkan terjadi beberapa tahun sebelum menopause dan terus berlanjut bahkan setelah menstruasi berhenti.