Ditemukan di Belanda, Gejala Khas Pneumonia Misterius yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Anak batuk
Sumber :
  • times of india

JAKARTA – Wabah pneumonia misterius yang banyak menyerang anak-anak di China beberapa waktu belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Bukan tanpa sebab, akibat pneumonia misterius ini, sejumlah rumah sakit yang ada di negara tirai bambu itu disebut-sebut 'kewalahan' menerima banyaknya kasus anak-anak dengan pneumonia misterius ini.

Pemain PSV Kirim Kode Keras Mau Bela Timnas Indonesia, Tapi FIFA Berpotensi Tak Restui karena...

Bahkan dilaporkan media setempat, Global Times, Rumah Sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 paisen setiap harinya dan sudah penuh selama dua bulan terakhir ini. Scroll lebih lanjut ya.

Di sisi lain, pejabat Tiongkok membantah lonjakan penyakit yang mengkhawatirkan ini disebabkan oleh virus baru yang tidak diketahui. Mereka bersikeras bahwa penyakit ini disebabkan oleh penyakit musiman yang biasa beredar saat negara tersebut memasuki musim dingin pertama tanpa pembatasan COVID-19.

Kata Pelatih Timnas Putri Usai Dilibas Belanda 15 Gol tanpa Balas

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah secara resmi meminta informasi rinci tentang peningkatan jumlah anak yang sakit, sehingga menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Duh, Timnas Indonesia Putri Dibantai Belanda 0-15

Lantas apa dan bagaimana ciri-ciri dari pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China? Melansir dari laman The Sun, pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi

Pasien umumnya akan membaik dalam dua hingga empat minggu. Namun bayi, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit jantung atau paru-paru berisiko terkena penyakit serius dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit, menurut NHS.

Di Tiongkok, penyakit ini menyebabkan suhu tinggi dan batuk pada anak-anak, serta beberapa gejala lainnya. Gejala ini biasanya termasuk sesak napas, nyeri dada, nyeri tubuh, kelelahan, kehilangan nafsu makan dan mengi (suara napas yang berbunyi seperti siulan).

Sesak napas

Photo :
  • Times of India

Sementara itu, penyebab pasti pneumonia misterius ini terjadi di Tiongkok masih belum dapat ditentukan. Para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan lonjakan pneumonia anak yang tidak terdiagnosis yang terjadi di Beijing dan Liaoning di Tiongkok utara.

Namun, mereka yakin penyakit ini bisa disebabkan oleh lebih dari satu penyakit, termasuk yang disebabkan oleh RSV, flu, atau bakteri.

Profesor dari Universitas East Anglia, Paul Hunter mengungkap bahwa saat ini informasi yang ada terlalu sedikit untuk membuat diagnosis pasti tentang apa yang menyebabkan epidemi ini di Tiongkok.

"Mungkin juga ada lebih dari satu penyebab infeksi dari epidemi saat ini. Mungkin juga ada lebih dari satu penyebab infeksi dari epidemi saat ini," katanya.

Sementara itu, Profesor dari University College London, Francois Balloux mengatakan bahwa gelombang yang terjadi saat ini di Tiongkok kemungkinan disebabkan oleh patogen pernapasan yang berbeda seperti RSV atau flu.

"Meskipun ada kemungkinan juga bahwa sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae, yang umumnya tidak berbahaya," jelasnya.

Mengapa kasus pneumonia misterius ini begitu tinggi di China?

Pemeriksaan virus corona atau pneumonia Wuhan di Korea Selatan.

Photo :
  • Allkpop

Seperti diketahui, Tiongkok menerapkan beberapa pembatasan COVID-19 yang paling ketat di dunia selama pandemi ini, dan memberlakukan pembatasan tersebut lebih lama dibandingkan negara lain.

Hal ini berarti kekebalan banyak anak terhadap penyakit musiman jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya, sehingga membuat mereka lebih berisiko mengalami gejala yang parah.

Profesor Hunter berkata bahwa tahun lalu Tiongkok masih menerapkan strategi nol COVID dan ini adalah musim dingin penuh pertama tanpa pembatasan.

"Salah satu penjelasan mengenai permasalahan yang terjadi saat ini adalah karena adanya pembatasan, masyarakat menjadi kebal terhadap penyakit apa pun yang menyebabkan penyakit seperti yang kita lihat tahun lalu di Inggris akibat Influenza dan Rotavirus," katanya.

Meskipun terjadi lonjakan kasus, beberapa ahli mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir akan terjadinya pandemi lagi

"Menurut saya, hal ini tidak akan mengarah pada keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Tetapi saya tidak akan sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan itu sampai kita mendapatkan diagnosis yang pasti," kata Prof. Hunter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya