Update WHO Soal Lonjakan Kasus Pneumonia Misterius di China
- ANTARA/M. Irfan Ilmie.
CHINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa lonjakan kasus pneumonia yang dialami China saat ini tidak setinggi sebelum pandemi COVID-19.
Maria Van Kerkhove, penjabat direktur departemen kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi di WHO, mengatakan, peningkatan kasus tersebut tampaknya didorong oleh peningkatan jumlah anak-anak yang tertular patogen yang mereka hindari selama 2 tahun pembatasan COVID-19. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Kami bertanya tentang perbandingan sebelum pandemi. Dan gelombang yang mereka lihat sekarang, puncaknya tidak setinggi yang mereka lihat pada tahun 2018-2019," kata Van Kerkhove kepada outlet berita kesehatan STAT dalam sebuah wawancara, dikutip Reuters, Selasa 28 November 2023.
"Ini bukan merupakan indikasi adanya patogen baru. Hal ini sudah diperkirakan terjadi. Inilah yang ditangani sebagian besar negara satu atau dua tahun lalu," tambahnya.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, Mi Feng, mengatakan, lonjakan penyakit pernapasan akut terkait dengan peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan, yang paling menonjol adalah influenza.
Lonjakan ini menjadi masalah global minggu lalu ketika WHO meminta informasi lebih lanjut kepada Tiongkok, setelah adanya laporan mengenai kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak oleh Program Pemantauan Penyakit Berkembang (PROMED).
WHO mengatakan, tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam penyakit-penyakit yang baru-baru ini muncul. Para pejabat kesehatan juga mendesak pemerintah setempat untuk meningkatkan jumlah klinik demam, karena rumah sakit memperingatkan akan ada antrean panjang di wilayah utara Tiongkok, seperti Beijing dan provinsi Liaoning, di mana kasus demam pada anak-anak tampaknya sangat tinggi.
"Ditularkan oleh orang dewasa muda di tempat kerja dan anak-anak di sekolah, kasus baru pneumonia dapat mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan," kata Li Tongzeng, kepala dokter di departemen penyakit menular di Rumah Sakit You'an Beijing kepada surat kabar Global Times.
Dalam laporan yang diterbitkan pada Senin 27 November 2023, Li juga memperingatkan potensi puncak gelombang kedua selama liburan Tahun Baru, karena lansia bisa lebih berisiko tertular penyakit ini saat berkumpul dengan keluarga.