China Kembali Diserang Virus Baru yang Mengkhawatirkan, Mirip Gejala Awal COVID-19

Warga menggunakan masker untuk melindungi diri dari COVID-19 di Beijing, China.
Sumber :
  • AP Photo/Andy Wong

CHINA – China, yang masih belum pulih dari dampak buruk pandemi COVID-19, kini tengah menghadapi ancaman baru: wabah pneumonia misterius. Mirip dengan kejadian mengerikan pada tahap awal pandemi Covid, perkembangan baru ini telah memicu lonjakan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit di negara tersebut.

China Sebut Veto AS atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dorong Palestina ke Kegelapan

Awal bulan ini, pejabat kesehatan China dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengadakan konferensi pers untuk mengatasi lonjakan penyakit pernapasan baru-baru ini di seluruh negeri.

Pihak berwenang di China mengaitkan peningkatan penyakit pernafasan dengan pelonggaran pembatasan COVID-19 dan munculnya kembali patogen-patogen yang memang sudah ada di masyarakat, termasuk influenza, mycoplasma pneumoniae, infeksi bakteri luas yang biasanya menyerang anak-anak, virus pernapasan syncytial, dan virus corona yang menyebabkan COVID-19.

Raksasa Elektronik China Ini Ubah Cara Pelanggan Menikmati Dingin

Orang-orang memakai masker di Beijing, China.

Photo :
  • AP Photo/Andy Wong.
Tragis! Wanita Ini Meninggal Setelah Jalani 6 Operasi Plastik dalam Sehari

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, "Bakteri Mycoplasma pneumoniae umumnya menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan (dan bagian tubuh yang terlibat dengan pernapasan). Terkadang bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang lebih serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit,” melansir NDTV, Jumat. 24 November 2023.

Masyarakat diminta untuk memakai masker dan menjaga kebersihan.

Pneumonia adalah peradangan pada kantung udara di paru-paru akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Umumnya menyerang anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua, infeksi ini bisa mematikan. Kematian akibat penyakit ini tertinggi di Asia dan Afrika sub-Sahara, menurut laporan WHO pada tahun 2022.

Gejalanya cenderung meliputi nyeri dada, batuk, demam, dan kelelahan. Meskipun penyakit ini berdampak buruk pada paru-paru dan tubuh, penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik jika disebabkan oleh bakteri. Jangka waktu pemulihan biasanya berlangsung dari satu minggu hingga satu bulan atau lebih.

Beijing juga saat ini sedang berjuang melawan cuaca dingin yang tiada henti. Laporan media pemerintah memperkirakan suhu akan turun jauh di bawah titik beku pada hari Jumat pekan ini.

Lonjakan infeksi saluran pernafasan terjadi bersamaan dengan penurunan suhu kota yang sangat dingin baru-baru ini, kata Wang Quanyi, wakil direktur dan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing, “Beijing saat ini menunjukkan tren berbagai patogen hidup berdampingan”, tambahnya saat konferensi pers.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Peningkatan kasus yang tidak biasa ini telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meminta China memberikan informasi tambahan mengenai wabah ini dan mencari langkah-langkah respons yang lebih baik.

Meskipun penyebab penyakit ini belum jelas, beberapa pakar kesehatan mengaitkan hal ini dengan dampak umum dan sementara dari pencabutan pembatasan lockdown, meskipun pertanyaan yang belum terjawab seputar infeksi dan negara penyebarannya telah membuat para ahli lain menyamakannya dengan masa-masa awal terjadinya pandemic Covid-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya