Hati-hati, Jengkol Dilarang Konsumsi untuk Orang yang Memiliki Penyakit Ini

Jengkol
Sumber :
  • VIVA/Shalli Syartiqa

JAKARTA – Jengkol, makanan khas yang berasal dari biji pohon jengkol, dikenal luas karena rasanya yang unik dan popularitasnya di kalangan masyarakat Indonesia. Namun ada beberapa orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi olahan makanan tersebut.

7 Jenis Makanan yang Baik untuk Kaum Asam Lambung dan Cara Menyajikannya

Siapa saja mereka dan apa alasannya? Scroll lebih lanjut ya.

Dalam acara Hidup Sehat yang tayang di TV One, Dr. Putri, M. Gizi, Sp.GK, tidak memperbolehkan mereka yang memiliki gangguan fungsi ginjal untuk mengonsumsi jengkol. Hal ini karena jengkol bisa membentuk kristal yang bisa mengganggu fungsi ginjal.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

"Yang pasti, yang wajib adalah untuk menghindari yang punya gangguan fungsi ginjal. Jadi kita harus yakin dulu bahwa fungsi ginjal kita normal agar kita bisa meminimalisir efek samping dari kristal yang terbentuk dari asam jengkol," katanya dalam acara yang ditayangkan pada Jumat, 24 November 2023 tersebut.

5 Tanda Kerusakan Ginjal Bisa Dilihat pada Malam Hari, Ada di Wajah dan Mata!

Menyinggung tentang kolesterol, dr. Putri menjelaskan bahwa jengkol tidak menyebabkan kolesterol tinggi kecuali jika diolah dengan cara yang salah, seperti digoreng terlalu lama atau menggunakan minyak berlebihan. Selain  itu, ia juga menambahkan bahwa konsumsi jengkol dalam keadaan perut kosong tidak disarankan, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko asam lambung tinggi.

"Jika kita punya asam lambung yang mudah meningkat maka sebaiknya tidak memilih yang dimasak pedas, seperti balado atau misalkan dengan rendang yang kaya dengan santan tapi kita bisa mengganti misalkan kita pilih nasi goreng atau pasta yang tidak pedas," katanya.

Jengkol Balado

Photo :
  • YouTube

Lebih lanjut, Dr. Putri menjelaskan bahwa jengkol mengandung sulfur yang dapat menyebabkan bau mulut atau urine. Namun, dengan pengolahan yang tepat, efek ini dapat diminimalisir.

"Jadi dalam jengkol ini memang mengandung namanya sulfur. Sulfur inilah yang membuat jadi bau entah itu bau aroma mulut atau buang air kecilnya, tapi sebetulnya dengan pengolahan yang tepat bisa kita minimalisir," katanya.

"Biar tidak berlebihan dan tidak memicu aroma yang berlebih salah satunya dengan direndam tujuannya biar terlarut, berkurang sebagian, jadi tidak begitu mengganggu," sambungnya.

dr. Putri menyarankan agar konsumsi jengkol disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing individu, serta memastikan bahwa fungsi ginjal dalam kondisi normal sebelum mengonsumsinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya