Siti Fadillah Supari Sebut Alasan Warga Bali Menolak Program Wolbachia 

Siti Fadilah Supari
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Kisruh soal penolakan sebaran telur nyamuk ber-wolbachia belakangan terjadi dan menjadi perbincangan publik. Bali termasuk daerah yang menolak program sebaran nyamuk tersebut.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam hal ini mengeluarkan program tersebut lantaran untuk mengatasi masalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ilustrasi nyamuk

Photo :
  • Antara/ Paramayuda

Kemudian mantan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadillah Supari, Sp.JP (K) menyerukan penolakan penyebaran nyamuk wolbachia tersebut. Siti Fadillah mengungkapkan, penyebaran nyamuk wolbachia dianggap membawa risiko bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Kemudian, Siti Fadilah, mantan Menteri Kesehatan Indonesia, kembali menyuarakan tentang program penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia kenapa warga bali menolak nyamuk itu. Hal tersebut ia sampaikan pada unggahan video di channel YouTube dan diupload oleh netizen lain dengan username TikTok @.aridewandaru.

“Awal sampai pertengahan bulan September, pemerintah Indonesia telah menyebar nyamuk. Nyamuk yang di sebar ada di Jakarta Barat, di Jawa Tengah dan di Bandung. Kemudian pada November ini, Bali merupakan giliran yang berikutnya.” Ungkapnya

Ia menyebut program nyamuk itu merupakan dunia, dan terdapat 11 negara, tetapi Singapura mengundurkan diri, Ia juga mengaitkan dengan masyarakat Bali yang menolak program ini:

Pengalaman Berbeda Traveling di Bali! Main ke Pasar Tradisional, Icip Jajanan Khas Hingga Tur Kebun Organik

Memang ini adalah program dunia, ada 11 negara yang dilibatkan, termasuk Indonesia, Singapura, Australia, dan sebagainya, tetapi Singapura mengundurkan diri, tidak mau negaranya disebari nyamuk dan sekarang Singapura nggak ikut, nah sekarang Buleleng, Denpasar atau Bali. Mereka Khawatir kalau sampai Bali disebarin nyamuk. Maka itu akan menakutkan wisatawan, dan kalau wisatawan tidak mau ke Bali, maka mata pencaharian rakyat Bali akan hilang, maka rakyat Bali tidak menghendaki penyebaran nyamuk itu diadakan di Bali.” Ungkapnya.

Nah, bagaimana saudara mau daerah anda disebari nyamuk, barangkali anda  nggak merasa ya, Jawa Jawa Barat, Jakarta Barat sudah disebari nyamuk.” Lanjutnya.

Jadi Kawasan Wisata Bertaraf Internasional, The Nusa Dua Bali Disebut Bakal Makin Bersinar di Panggung Global

Ia di akhir video menjelaskan bagaimana program ini dimulai dan dijalankan. Lagi-lagi manten menteri kesehatan ini sebut jika kita sebagai masyarakat selalu menjadi bahan penelitian:

Sosok Aipda Anumerta Andithya, Polisi yang Gugur Menolong Wisatawan di Pantai Pengandaran

Bagaimana sih caranya nyebarin? Ternyata disebarnya lewat gelas-gelas yang berisi telur-telur nyamuk, dilewatkan RT RW, saya saya tidak mengerti, bagaiman efek sebetulnya yang akan terjadi, tapi yang jelas menurut data penelitian itu, dia akan menurunkan angka kematian atau angka kesakitan dari demam berdarah dan cikungunya maupun zika, tetapi nampaknya belum ada hasil penelitian lainnya yang diekspos tentang akibat ekologi, tentang akibat jangka panjang karena adanya gen drive, akibat jangka panjang, karena beubahnya ekologi di sekitar kita, nah itu belum ada penelitiannya. Lagi-lagi kita menjadi bahan peneltian, ya itulah nasib kita yang mamu memikirkan kita, kalau bukan kita sendiri.” Pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta Ani Ruspitawati

1.416 Kasus DBD Tercatat di Jakarta Sejak Awal Tahun 2025, Jakbar Tertinggi

Jakarta merupakan daerah endemis DBD.

img_title
VIVA.co.id
12 Maret 2025