Eks Menteri Kesehatan Sebut Ekolog Khawatir Atas Penyabaran Nyamuk Wolbachia

Ilustrasi Persidangan Siti Fadilah. (Siti Fadilah (Instagram/kevintataa); Keadilan (merdeka.com))
Sumber :
  • vstory

Jakarta – Wolbachia merupakan bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan di mana dalam menekan DBD, Wolbachia ini diyakini mampu membunuh virus Dengue yang menyebabkan DBD.

Wolbachia ini kemudian dikontaminasikan ke nyamuk yang nantinya akan membunuh nyamuk Aedes Aegypti. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian kesehatan akan menyebar nyamuk yang telah ber- Wolbachia ke baerbagai daerah di Tanah Air.

Ilustrasi nyamuk.

Photo :
  • Pexels/icon0.com

Kemudian, Siti Fadilah, mantan Menteri Kesehatan Indonesia, kembali menyuarakan tentang program penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia yang buat khawatir Ekolog. Hal tersebut ia sampaikan pada unggahan video di channel YouTube dan diupload oleh netizen lain dengan username TikTo @.aridewandaru.

Nyamuk itu di rekayasa genetika, jadi gen-nya yang di rekayasa dan disuntik dengan Wolbachia, mereka mengklaim dan sudah dibuktikan, mereka sudah membuktikan dalam penelitian dengan para ahli dari UGM bersama-sama dengan dari luar, megatakan bahwa nyamuk yang direkayasa genetika dan disuntik Wolbachia tersebut, terbukti bisa menurunkan 77 persen angka kesakitan demam berdarah di wilayahnya, ini sangat luar biasa. Maka WHO pun, merestui program nyamuk dunia itu, untuk menurunkan angka kesakitan demam berdarah.” Ungkapnya.

Kemudian ia menjelaskan bagaimana nyamuk yang dipakai merupakan nyamuk yang apat menyebarkan demam berdarah cikungunya dan zika.

Nyamuk yang dipakai itu adalah aedes aegypti, aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang dia bisa menularkan demam berdarah, dia juga bisa menularkan cikungunya. Cikungunya dan demam berdarah bisa ditularkan pada pagi sampai sore, tetapi kalau zika itu juga bisa ditularkan oleh aedes aegypti itu pada malam hari. Dengan klaim mereka, nyamuk itu sudah direkayasa genetika dan sudah disuntikan wolbachia, artinya sudah tidak bisa lagi membawa virus-virus demam berdarah dan tidak bisa membawa virus zika.” Lanjuynya

Menkes Tegaskan Serius Dorong Kasus Bullying Mahasiswi PPDS Undip Diproses Hukum

Ia menjelaskan bagaimana Ekolog kahwatir dengan apa yang terjadi saat ini, yaitu penyebaran nyamuk wolbachia:

Ibu apakah sudah tahu efek jangka panjangnya? Saya jawab belum, karena setiap penelitian dengan neynggol-nyenggol gen, nyenggol-nyenggol genetic itu errornya tidak bisa kita ketahui sekarang juga, kita bisa tahu antara dua tahun dan 10 tahun yang akan datang. Kemudian yang ahli ekologi, apakah anda tahu ibu bahwa nyamuk itu bagian daripada rantai ekologi yang sudah berlangsung di dunia ini dan biasanya tuhan menciptakan seimbang. Kenapa nyamuk itu akan dimusnahkan dengan cara seperti itu dan direkayasa genetika yang seperti itu, karena dengan rekayasa. Karena dengan direkayasa genetika dan Wolbachia itu, mereka juga mengklaim tidak akan berkembang gitu.” Tuturnya.

DPR Minta Pemerintah Cabut Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Pelajar

Situ Fadillah kemudian memberikan contoh kasus mengenai penyebaran nyamuk dengan kasus pembunuhan kupu-kupu.

Imbauan Menkes Agar Anak-anak Terhindar dari Gagal Ginjal: Kurangi Konsumsi Gula dan Minuman Manis

Na, justru para ekolog itu pada mengkhawatirkan, karena takut banget itu akan berakibat fatal pada tahun-tahun berikutnya. Nah, ada contohnya gak? Ada. Pernah di suatu pulau dimana kupu-kupunya dihilangkan karena kupu-kupunya terlalu banyak dan mengganggu, maka kupu-kupu dhilangkan dari suatu pulau dan pa akibatnya? Akibatnya ada tornado, itu akibatnya akan sangat jauh dari apa yang kita bayangkan, maka mereka pada protes dan masyarakat Bali lebih yang lebih dahulu mengetahui mereka melakukan protes bersama-sama.

Ilustrasi berhenti merokok.

Ekonom Indef Sebut Kebijakan Rokok Polos Ancam Ekonomi Indonesia Rp308 Triliun

Kritik terhadap PP 28/2024 dan rencana kemasan rokok polos tanpa merek muncul dari ekonom dan pakar hukum, menyoroti dampak ekonomi besar dan potensi intervensi asing.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024