3 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pencegahan Stunting, Orangtua Wajib Tahu!
- Freepik/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Meski masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Indonesia, mirisnya masih banyak masyarakat yang belum mengerti apa itu stunting.
Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, di mana tinggi badannya lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Scroll untuk info selengkapnya.
Tak sedikit yang menganggap, kondisi tubuh anak yang pendek dikira sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orangtuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal, itu adalah stunting.
Orangtua bisa memberikan anak menu dengan gizi seimbang untuk mencegah stunting. Berikut tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, mengutip situs Kementerian Kesehatan (Kemkes).
Pola makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
Pola asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktik pemberian makan bagi bayi dan balita. Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI.
Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.
Sanitasi dan akses bersih
Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
Di sisi lain, program pencegahan stunting juga menjadi fokus Ajinomoto yang meluncurkan Health Provider Ajinomoto.
“Bersama Perwakilan dari BKKN beserta nutritionis, kami membahas mengenai gizi untuk anak Indonesia, mensolusikan masalah stunting agar bersama sama bisa meningkatkan gizi anak bangsa sebagai generasi emas yang perlu diperhatikan,” ujar Shinichi Matsumoto – Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia, dalam keterangannya, dikutip Rabu 22 November 2023.
Melalui program ini, beberapa kegiatan sudah dilakukan mulai dari beberapa tahun lalu, seperti kegiatan Pendidikan kepada para ibu rumah tangga Ajinomoto bekerja sama dengan para ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di berbagai kota mengadakan kegiatan yang kami beri nama GEMBIRA (Gerakan Masak Bergizi Bersama Ajinomoto Health Provider).
Sebanyak lebih dari 3.500 orang ibu mendapatkan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang, dan bagaimana cara mengatur asupan gizi seimbang untuk keluarga. Setelah menjangkau 17 kota di Indonesia, tahun ini GEMBIRA juga dilanjutkan terus, ke lebih banyak kota di Indonesia.