WHO Nyatakan Kesepian Sebagai Masalah Kesehatan Masyarakat Global

Ilustrasi kesepian
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle  – Dalam kehidupan yang terus berkembang, masyarakat seringkali sibuk dengan keterhubungan digital namun terkadang merasa semakin terisolasi secara emosional.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Kesepian dapat mendatangkan hal-hal buruk, baik secara fisik maupun mental. 

Karena hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang mendesak. Bahkan, ahli bedah umum di AS mengatakan bahwa dampak kematian akibat kesepian setara dengan merokok 15 batang sehari. 

Sambil Menangis, Asri Welas Ungkap Selama 4 Tahun Ini Merasa Sendiri hingga Akhirnya Putuskan Cerai

kesepian

Photo :
  • vstory
6 Kebiasaan Sederhana yang Membuatmu Jadi Pribadi yang Selalu Dirindukan Orang Lain

WHO telah membentuk komisi internasional untuk mengatasi masalah ini. 

Penelitian ini dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Dr Vivek Murthy, dan utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba yang terdiri dari 11 aktivis dan menteri pemerintah, termasuk Ralph Regenvanu, menteri adaptasi perubahan iklim di Vanuatu, dan Ayuko Kato, menteri yang bertanggung jawab atas tindakan kesepian dan isolasi di Jepang

Hal ini terjadi setelah pandemi Covid-19 yang menghentikan aktivitas ekonomi dan sosial, meningkatkan rasa kesepian masyarakat global, namun juga di tengah kesadaran baru akan pentingnya masalah ini. 

Komisi WHO untuk Hubungan Sosial akan memjalani program ini selama tiga tahun. “(Kesepian) melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan,” kata Mpemba.

"Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan,” lanjutnya, melansir The Guardian, Selasa, 21 November 2023. 

Risiko kesehatannya sama buruknya dengan merokok hingga 15 batang sehari, dan bahkan lebih besar dibandingkan risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, menurut Murthy. 

Meskipun kesepian sering dianggap sebagai masalah di negara-negara maju, Murthy mengatakan tingkat satu dari empat lansia yang mengalami isolasi sosial adalah serupa di seluruh wilayah di dunia.

Pada orang dewasa yang lebih tua, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%. Namun hal ini juga merusak kehidupan generasi muda. 

Antara 5% dan 15% remaja mengalami kesepian, menurut angka yang mungkin diremehkan. Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian dibandingkan dengan 5,3% di Eropa.

Remaja yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. Hal ini juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk, merasa terputus dan tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan kepuasan kerja dan kinerja yang lebih buruk. 

Ilustrasi kesepian.

Photo :
  • Pixabay

Mpemba mengatakan bahwa di seluruh Afrika, dimana sebagian besar penduduknya terdiri dari kaum muda, tantangan seputar perdamaian, keamanan dan krisis iklim, serta tingginya tingkat pengangguran, berkontribusi terhadap isolasi sosial. 

"Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital,” katanya. Murthy menambahkan: “Masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja. Kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya