Angka Penyakit Hati Meningkat, Temulawak Bisa Perbaiki Hingga Cegah Kerusakannya

Ilustrasi Temulawak
Sumber :
  • Pixabay/ SoFuego

JAKARTA – Masyarakat Indonesia perlu menjaga kesehatan organ hati karena perubahan gaya hidup modern ataupun karena konsumsi obat-obatan yang cukup banyak pada pasien kronik, berpotensi memicu penyakit hati di kemudian hari. 

Hal itu turut disarankan oleh Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si, CIP, IPU, Vice President R&D, Regulatory Medical Affairs SOHO Global Health. Scroll untuk tahu info lengkapnya.

“Seriusnya masalah ini ditandai dengan meningkatnya penyakit hati di Indonesia. Penyebabnya paling banyak karena perlemakan hati yaitu sampai dengan 40 persen. Selain itu, hepatitis B dan C masing-masing menyumbang 30 dan 15 persen,” ujar Dr. Raphael saat talkshow Perjalanan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) untuk Sehatkan Bangsa: Dari Benih Hingga Sampai ke Pasien, yang digelar SOHO Global Health di Jakarta, belum lama ini.

Pada kesempatan yang sama, Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si selaku Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia) memaparkan khasiat luar biasa dari temulawak. Di mana salah satunya dapat memelihara fungsi hati.

“Pengalaman empirik bangsa Indonesia yang pengetahuannya diwariskan turun-temurun dari nenek moyang (temulawak) memiliki banyak sekali khasiat kesehatan. Seperti dapat meningkatkan kesehatan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki nafsu makan, dan memelihara fungsi hati,” jelasnya.

Dokter Inggrid menambahkan, pada masa pandemi, sebagian masyarakat Indonesia juga mengonsumsi temulawak sebagai imunostimulan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 

“Temulawak termasuk dalam pedoman penggunaan herbal dan suplemen Kesehatan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia yang dikeluarkan oleh BPOM RI,” ungkapnya. 

Temulawak juga terbukti dapat meningkatkan berat badan pada anak. Sebab, menurut Inggrid, temulawak mampu mempercepat pengosongan lambung, mengoptimalkan kerja enzim pencernaan, hingga melancarkan proses pencernaan dan penyerapan lemak di usus, yang berujung pada peningkatan nafsu makan. 

“Dengan tercapainya berat badan normal pada anak, maka kita dapat menurunkan risiko stunting,” yakinnya. 

Ilustrasi batuk.

Photo :
  • Freepik/drobotdean

Sementara itu, ditegaskan Dokter Spesialis Paru, dr. Fanny Fachrucha, Sp.P(K), temulawak atau curcuma juga dapat berperan sebagai hepatoprotektor pada pasien TBC (Tuberkolosis). 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke-13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah COVID-19. 

“Indonesia kini berada di urutan ke-2 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah,” ungkapnya.

Sama seperti obat-obat lain, obat TBC juga memiliki efek samping, termasuk di antaranya gangguan fungsi hati (Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide). 

Ini Cara Mengatasi Tantangan Imunisasi di Daerah dengan Akses Terbatas

“Dan, pemberian Hepatoprotektor seperti curcumin yang terkandung dalam Curcuma xanthorrhiza dapat dipertimbangkan sebagai terapi pendamping pada pasien TBC,” ungkapnya.

“Sebab, kandungan Curcumin dalam temulawak memiliki efek hepatoprotektif untuk membantu memperbaiki fungsi hati serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut,” tambahnya.

Mampu Tangani Berbagai Penyakit, Terapi Sel Punca Diyakini Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

Studi terkait curcuma juga terus berkembang termasuk studi kombinasi curcumin dan piperine, di mana penambahan piperine ini dapat meningkatkan absorbsi dan bioavailabilitas Curcumin hingga 2.000 persen. 

“Di mana peningkatan bioavailibilitas ini akan meningkatkan efikasi dari curcuma sebagai hepatoprotektor,” pungkas dr. Fanny.

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?
Ilustrasi stunting.

Gerak Cepat Pemerintah Cegah Stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun akibat gizi buruk.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024