6 Tips Biar Gak FOMO, Stres Takut Ketinggalan Tren di Media Sosial

Ilustrasi wanita/marah/stres.
Sumber :
  • Freepik/wayhomestudio

JAKARTA – Rasa takut ketinggalan sesuatu atau tren yang sedang banyak diikuti oleh orang-orang di sekitar sering disebut juga dengan istilah FOMO atau fear of missing out. Biasanya, anak-anak muda menggunakan istilah ini untuk menggambarkan orang yang selalu berusaha mengikuti adanya sebuah tren dan tak mau ketinggalan karena takut orang-orang akan bersenang-senang tanpa dirinya

Kerupuk Melempem? Simak Trik Mudah untuk Membuatnya Renyah Lagi dalam Hitungan Menit!

FOMO adalah rasa takut dan cemas seputar persepsi bahwa orang lain mungkin mengalami pengalaman menyenangkan tanpa diri kita. Ini adalah kekhawatiran akan ditinggalkan atau tidak menjadi bagian dari sesuatu yang menarik. FOMO mungkin membuat seseorang merasa tidak nyaman memikirkan kesenangan yang mungkin dilewatkan. Hal ini sering kali berasal dari paparan media sosial, di mana melihat aktivitas orang lain menambah rasa takut. Jika bisa memahami hal ini, ketahuilah cara menghadapi FOMO.

"Rasa takut akan kehilangan dapat berdampak pada kesejahteraan mental, menumbuhkan kebutuhan akan validasi dan menghambat kenikmatan sejati saat ini," jelas psikolog Dr Yuvraj Pant, melansir Health Shots, Jumat 17 November 2023.

3 Makanan Viral di TikTok yang Bikin Ketagihan dan Mudah Dibuat di Rumah

Ilustrasi pesta.

Photo :
  • Pixabay/StockSnap

Berikut ini adalah 6 tips yang dapat dilakukan untuk melepaskan diri dari rasa FOMO yang sering kali membuat orang merasa cemas hingga stres.

Gaya Marselino Ferdinan Rayakan Cetak Gol dengan Duduk dan Berpose Jadi Tren di Media Sosial

1. Batasi penggunaan media sosial

Platform media sosial dapat menjadi tempat timbulnya perasaan FOMO. Aliran sorotan yang tak ada habisnya dari kehidupan orang lain dapat menciptakan gambaran realitas yang terdistorsi. Oleh karena itu, seseorang mungkin berpikir bahwa kehidupan orang lain lebih baik daripada kehidupannya sendiri dan mereka memiliki semua kenyamanan dan fasilitas. 

Untuk mengatasi hal ini, pertimbangkan untuk istirahat dari media sosial. Tetapkan waktu tertentu dalam sehari untuk memeriksa akun media sosial dan secara bertahap mengurangi keseluruhan waktu yang dihabiskan online. Penghentian ini tidak hanya akan meringankan perbandingan yang terus-menerus tetapi juga memberikan ruang untuk pengalaman offline yang lebih bermakna.

2. Tetap terhubung dengan teman

FOMO sering kali berasal dari rasa takut ditinggalkan atau terputus dari lingkaran sosial. Untuk mengatasinya, berusahalah untuk tetap terhubung dengan teman-teman di kehidupan nyata. Rencanakan pertemuan, ikuti panggilan telepon, atau lakukan aktivitas bersama untuk memperkuat koneksi offline.

Ilustrasi wanita/pertemanan/sahabat.

Photo :
  • Freepik/halayalex

"Saat kita bertemu orang lain, kita benar-benar mengetahui pencapaian hidup mereka serta kesulitan mereka. Hal ini membantu mengurangi rasa kehilangan dan membangun rasa memiliki," kata Dokter Pant.

3. Tingkatkan rasa percaya diri

FOMO dapat dipicu oleh kurangnya rasa percaya diri dan kebutuhan terus-menerus akan validasi eksternal. Berusahalah untuk membangun harga diri dengan mengakui kekuatan dan pencapaian yang dimiliki. Tetapkan tujuan yang realistis dan rayakan kesuksesan, sekecil apa pun. Ketika kepercayaan diri tumbuh, seseorang akan cenderung merasa tidak mampu dibandingkan dengan orang lain, sehingga mengurangi dampak FOMO.

4. Tetapkan ekspektasi yang realistis

Seringkali, FOMO muncul dari ekspektasi tidak realistis yang ditetapkan oleh norma masyarakat atau standar media sosial. Pahami bahwa apa yang ditampilkan secara online mungkin tidak mencerminkan realitas kehidupan orang lain secara utuh. Sadarilah bahwa hidup ada pasang surutnya.

"Dengan menetapkan ekspektasi yang realistis untuk diri sendiri dan orang lain, Anda akan menciptakan perspektif yang lebih seimbang, sehingga mengurangi dampak FOMO," ujar Dokter Pant.

Ilustrasi Bahagia

Photo :
  • pixabay

5. Nikmati hidup

Berfokus pada momen saat ini dan menemukan kegembiraan dalam pengalaman sehari-hari adalah penangkal ampuh terhadap FOMO. Dengan ini, seseorang akan dapat menikmati hidup sepenuhnya, yang terbukti lebih baik untuk pertumbuhan diri Anda. 

"Hal ini dapat mengurangi perbandingan terus-menerus dengan orang lain dan mengalihkan perhatian Anda dari kehidupan orang lain ke kehidupan Anda sendiri, sehingga mengurangi cengkeraman FOMO," terangnya.

6. Praktikkan rasa syukur

Rasa syukur adalah alat yang ampuh dalam memerangi FOMO. Renungkan secara teratur aspek-aspek positif dalam hidup dan ungkapkan rasa syukur atas aspek-aspek tersebut. Buatlah jurnal rasa syukur untuk mencatat hal-hal yang disyukuri setiap hari. Mengalihkan fokus pada apa yang dimiliki daripada apa yang kurang akan menumbuhkan kepuasan dan mengurangi perasaan kehilangan sesuatu yang mungkin dimiliki orang lain. Mempraktikkan rasa syukur memberdayakan diri untuk menghargai kekayaan perjalanan.

Ilustrasi menggunakan media sosial.

Hati-hati, Modus Baru Judi Online Merasuki Media Sosial

Secara akumulatif, sejak 20 Oktober hingga 22 November 2024, Kemenkomdigi sudah melakukan penindakan sebanyak 352.719 konten judol.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024