Kasus Diabetes Anak Angkanya Mengejutkan, IDAI: 90-95 Persen Tipe 1
- Pexels/Nataliya Vaitkevich
JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, kasus diabetes pada anak angkanya cukup mengejutkan. Menurut data Changing Diabetes in Children (CDiC), jumlah kasus diabetes anak saat ini mencapai 1100an kasus.
Prof DR Dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) - Project Lead Changing Diabetes in Children (CDiC) & Direktur Eksekutif International Pediatrics Association/Asosiasi Dokter Anak Sedunia, mengatakan, kasus diabetes pada anak didominasi oleh diabetes tipe 1. Scroll untuk tahu informasi selengkapnya.
"Saat ini (data) yang masuk ke CDIC sekitar 1100an (kasus diabetes tipe 1 pada anak). Tapi pasien kita lebih banyak dari ini, karena semua belum masuk ke CDID. Dan sekarang CDIC ini dari 0-25 tahun. Dan mostly 90-95 persen diabetes tipe 1, sisanya yang tipe 2," ungkapnya saat Media Breafing di Jakarta yang digelar virtual, Sabtu 11 November 2023.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), pun membenarkan bahwa 90-95 persen kasus diabetes pada anak, didominasi oleh diabetes tipe 1.
"Diabetes pada anak, 90-95 persennya adalah tipe 1, yaitu ketika pankreasnya tidak bisa memproduksi hormon insulin. Oleh karena itu, dia butuh tata laksana seumur hidupnya. Masalahnya, ketika anak sudah masuk remaja, bosan dan sebagainya, makanya butuh dukungan dari komunitasnya," ujarnya.
"Belum lagi ketersediaan alat-alat untuk monitor gula darahnya, bahkan ketersediaan insulin. Oleh karena itu, saya kira perlu pendekatan yang komprehensif untuk bisa mencapai zero kematian akibat diabetes pada anak," sambungnya.
Piprim lebih lanjut mengungkap, pasien diabetes tipe 1 banyak yang datang memeriksakan diri ketika sudah dalam kondisi gawat darurat, yaitu ketika sudah mengalami diabetik ketoasidosis.
"Seharusnya ini bisa kita cegah atau dihilangkan anak-anak diabetes tipe 1 yang mengalami diabetik ketoasidosis," tuturnya.
Sementara sebagian kecil anak-anak yang menderita diabetes tipe 2, Piprim mengungkap, hal itu disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Di mana sebelumnya, si anak lebih dulu menderita obesitas dan sindrom metabolik lainnya. Lalu, bagaimana seharusnya orangtua menerapkan gaya hidup sehat pada anak?
"Rajin olahraga, menghindari makanan-makanan junk food tinggi gula. Gaya hidup sehat harus diterapkan sejak usia anak-anak agar jangan sampai terjadi peningkatan kasus PTM (Penyakit Tidak Menular) yang menjadi beban yang cukup berat. Karena ini merupakan penyakit kronik, butuh tata laksana jangka panjang dan bisa menggerogoti biaya asuransi seperti BPJS," tutup Dr Piprim Basarah Yanuarso.