Kasus Cacar Monyet di Indonesia Bertambah Lagi, Penularan 90 Persen dari Kontak Seksual
- Freepik
JAKARTA – Kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia kembali bertambah. Tercatat hingga Senin, 6 November 2023 pukul 19.00, sudah ada 35 kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia. Dari 35 kasus tersebut diketahui 29 kasus paling banyak ditemui di DKI Jakarta.
"Dua puluh sembilan kasus di DKI Jakarta, 1 di Banten, 5 kasus di Jawa Barat," kata Ketua Satgas Mpox PB IDI, dr. Hanny Nilasari, SpDVE dalam virtual media briefing IDI, Selasa 7 November 2023.
Khusus kasus di DKI Jakarta, Hanny mengungkap bahwa dari data 28 kasus yang telah terkonfirmasi, 10 orang dari 28 orang tersebut memiliki komorbid berupa HIV. Sementara, 3 dari 28 orang memiliki komorbid Sifilis.
Sembilan dari 28 orang terkonfirmasi memiliki komorbid HIV, dan Sifilis. 1 dari 28 orang terkonfirmasi HIV, Sifilis, HbsAg positif (hepatitis B) dan hipertensi. 1 dari 28 orang terkonfirmasi HIV dan hipertensi, dan tiga tidak ada komorbid.
"Tujuh pasien lainnya belum ada data realnya," sambung Hanny.
Hanny juga mengungkap dari 28 pasien yang terkonfirmasi di DKI Jakarta terdeteksi 90 persen pasien atau sekitar 24 orang merupakan LSL (lelaki seks dengan lelaki), 2 orang heteroseksual, 1 tidak diketahui dan 1 lainnya.
Hanny juga mengungkap bahwa penularan kasus mpox 90 persennya melalui kontak erat dan terutama kontak seksual.
"Manifestasi virus ini kontak fisik, maka dari itu diutamakan tidak menggunakan barang bersama seperti handuk, berbagi alat makan, berbagi tempat tidur, berbagi perlengkapan tidur seperti sprei, bantal dan lainnya," ujarnya.
Dia juga mengungkap bahwa masyarakat yang memiliki multipartner dan memiliki kondisi imunokompromais untuk menghindari perilaku yang berisiko seperti kontak seksual dengan orang berisiko terpapar cacar monyet.
Hanny juga mengungkap satgas PB IDI juga memberikan rekomendasi lanjutan lainnya yakni pada terduga kasus monkeypox perlu dilakukan skrining atau pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit. Pemeriksaaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting atau keropeng atau kelainan kulit.
Selain itu, penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta prioritas.