Atasi Hipertensi pada Lansia, Cara Ini Terbukti Bisa Turunkan Tekanan Darah

Ilustrasi lansia makan
Sumber :
  • Pixabay/pexels

JAKARTA – Penyakit degeneratif membawa dampak yang tidak main-main bagi tubuh, termasuk hipertensi. Jika tidak dikontrol, penyakit yang juga disebut sebagai tekanan darah tinggi ini dapat berujung pada komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke hingga ginjal

Masakan Keasinan? Tenang, Ini Trik Mudah Mengatasinya dengan 1 Bahan Simpel!

Spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Bunda Margonda, dr. Diyah Eka Andayani, Sp.GK, memaparkan, berdasarkan data dari Riskesdas Kemenkes RI, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang paling dominan dialami oleh para lansia. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Hipertensi sendiri merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terjadi akibat asupan natrium yang berlebih. Sebenarnya natrium diperlukan bagi tubuh karena memiliki peranan penting sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat dan aktif, namun harus dikonsumsi sesuai takaran yang tepat.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

“Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan,” ujar dokter Diyah dalam keterangannya, dikutip Jumat 3 November 2023.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

Jika kelebihan, dr Diyah menjelaskan, efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, dan lain-lain. 

“Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot, saraf, dan kontrol gula darah,” ungkapnya. 

Lalu, bagaimana sebaiknya menyeimbangkan atau mengendalikan asupan garam

“Ada beberapa tips yang bisa saya berikan seperti biasakan membaca label makanan kemasan, perbanyak konsumsi sayur dan buah, batasi makanan kemasan atau kalengan, hingga penggunaan bumbu umami seperti MSG saat membuat masakan,” paparnya. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Jasmine Leong dan kawan-kawan (2015), kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa. 

Ilustrasi MSG.

Photo :

“Sehingga dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi asupan garam, namun tetap dapat mempertahankan rasa lezat dalam masakan,” tuturnya.

Sakinah, Health Provider dari Corporate Communications Dept PT Ajinomoto Indonesia, menambahkan, Bijak Garam merupakan konsep memasak dengan mengurangi penggunaan garam dapur dan mengombinasikannya dengan MSG, untuk tetap mempertahankan kelezatan masakan walaupun penggunaan garamnya dikurangi. 

“Konsep Bijak Garam ini jika diaplikasikan pada menu makanan harian lansia terbukti dapat menurunkan kadar natrium di dalam masakan namun tetap mempertahankan kelezatannya, sehingga nafsu makan dan asupan gizi lansia meningkat,” pungkasnya.

“Pembuktian ini kami dapatkan melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya juga, yakni penelitian Elderly Meal Project di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur – Yogyakarta,” sambungnya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan, menu rendah garam (Bijak Garam) dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).

“Pada hari ini, kami juga memberikan penyuluhan menu Bijak Garam dan aplikasinya pada test rasa snack untuk lansia serta memberikan berbagai bumbu masak Ajinomoto kepada pengurus dan tim dapur Panti Werdha Budi Mulia, Cengkareng, Jakarta Barat,” tutup Sakinah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya