PB IDI Kutuk Keras Aksi Penyerangan Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis di Wilayah Konflik

Serangan udara milter Israel menghancurkan bangunan di Gaza, Palestina
Sumber :
  • AP Photo/Fatima Shbair

JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas hilangnya nyawa di kedua pihak yang berkonflik. Namun khususnya bagi para profesional medis yang kehilangan nyawa saat memberikan layanan penyelamatan nyawa kepada masyarakat.

Houthi Sebut Ketahanan dan Perlawanan Hizbullah Paksa Israel Setuju Gencatan Senjata

Sebagai organisasi profesi medis, PB IDI berkomitmen untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya perawatan medis yang etis, serta tujuan perdamaian dunia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.

World Medical Association (WMA) atau Asosiasi Medis Dunia beserta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pihak yang berkonflik untuk: 

Hizbullah Klaim Berhasil Kalahkan Israel di Lebanon

Mematuhi norma-norma Hukum Humaniter Internasional (IHL) untuk tidak menyerang fasilitas medis dan kendaraan tenaga kesehatan, serta melindungi tenaga kesehatan.

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Petugas kesehatan harus diberikan sumber daya yang mereka perlukan untuk merawat semua pasien dengan penuh kasih sayang dan sesuai dengan nilai etika profesi dan netralitas medis. Koridor kemanusiaan harus digunakan untuk memastikan pengiriman pasokan medis penting dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Jalur Gaza dengan aman.

World Medical Association (WMA) atau Asosiasi Medis Dunia dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengajukan permohonan yang kuat kepada kedua belah pihak untuk menyelamatkan warga sipil, rumah sakit, dan layanan penting lainnya. 

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT mengutuk keras serangan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis serta meminta semua pihak untuk memastikan bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan tidak menjadi sasaran dan diberikan akses yang aman untuk merawat korban yang terluka. 

“Sebagai dokter, kami mempunyai kewajiban etik untuk menempatkan keselamatan pasien dan komunitas masyarakat sipil diatas segalanya,” tegas Adib dalam keterangannya yang diterima VIVA, Selasa 31 Oktober 2023.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya