Diseksi Aorta: Penyakit Mematikan yang Bisa Diakibatkan Merokok dan Hipertensi

Ilustrasi diseksi aorta
Sumber :
  • VIVA/ Sherly/ Tangerang

JAKARTA – Pola hidup yang tidak baik tentunya banyak menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya, bahkan ada yang berjuluk "the silent killer". Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi masyarakat untuk bisa mencegah ataupun mengantisipasi secara dini.

Dampak Bahaya Duduk Terlalu Lama pada Kesehatan Jantung, Meskipun Aktif Berolahraga

Salah satu penyakit berbahaya dan harus diwaspadai adalah diseksi aorta. Aorta merupakan pembuluh darah terbesar di tubuh manusia yang bertanggung jawab membawa darah beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Namun, bila dalam kinerjanya mengalami gangguan, seperti robekan maka dapat menimbulkan dampak kritis yang bisa menyebabkan kematian.

Diseksi aorta pun nyatanya tidak memiliki gejala khusus. Dalam tahap kerusakannya, bila aorta masih masuk dalam tahapan robekan skala kecil, maka tidak ada gejala. Namun, bila robekan tersebut sudah masuk skala besar maka akan mengalami gejala nyeri, sesak napas, pingsan, keringat dingin hingga jantung berdebar.

7 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula, Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

"Kalau robekannya parah, maka gejalanya hampir mirip dengan gejala jantung. Ada juga gejala yang mirip dengan maag, ataupun stroke. Tergantung dari kondisi robekan aorta itu," kata Dokter Spesialisa Bedah Toraks dan Kardiovaskular, dr. Maulidya Ayudika Dandanah, Sp.BTKV (K) , Jumat, 27 Oktober 2023.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Lanjut dia, penyakit diseksi aorta ini, muncul dari beberapa faktor terutama berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.

"Faktornya ada banyak, mulai dari merokok yang menyebabkan dinding pembuluh darah keras dan rapuh, sehingga bisa menyebabkan gampang robek. Lalu, hipertensi, kolestrol hingga radang pembuluh darah," ujarnya.

Dalam pengobatannya, diseksi aorta hanya bisa dilakukan dengan proses operasi, hal ini lantaran dinding yang rusak harus dilakukan perbaikan dan tidak bisa dengan mengonsumsi obat.

"Penanganannya ya operasi, pakai obat bisa gak? Tidak, karena obat ini hanya menjaga agar tidak memperburuk dan resiko tidak memperberat kondisi pasien,".

Untuk mengetahui kondisi aorta, wanita yang akrab disapa Ayu ini pun meminta agar, masyarakat lebih rajin melakukan medical check up secara rutin minimal lima tahun sekali.

"Caranya satu, selain hidup sehat, bisa dilakukan pengecekan dengan proses medical check up. Ada beberapa rumah sakit yang menyediakan, seperti Rumah Sakit Siloam. Medical check up nya pun minta yang keseluruhan, dimana difokuskan juga di area sekitar jantung dan pembuluh darah," ungkapnya.

Ilustrasi hipertensi

10 Makanan Penurun Hipertensi: Solusi Alami yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Anda

Atasi hipertensi dengan pola makan sehat! Konsumsi makanan kaya kalium, magnesium, dan serat. Cegah tekanan darah tinggi dengan Diet DASH dan hindari makanan olahan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024