14 Pasien Terkonfirmasi Positif Monkeypox, Kemenkes Prediksi Kasusnya Bisa Membludak
- Freepik
JAKARTA – Kementerian Kesehatan telah mengumumkan kasus terkonfirmasi monkeypox kembali bertambah. Hingga Rabu malam 25 Oktober 2023, ada 14 kasus terkonfirmasi monkeypox. Dari data itu, hingga saat ini ada 9 kasus yang tengah menunggu hasil laboratorium.
"Ada 9 suspek ada gejala dan kita sudah ambil sampel kita tunggu hasil kita akan lihat sore atau malam hasil lab keluar," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu dalam virtual conference, Kamis 26 Oktober 2023.Â
Kasus konfirmasi monkeypox tahun ini diketahui jauh lebih banyak dibanding tahun lalu. Di tahun lalu diketahui hanya ada 1 pasien yang mana pasien tersebut sempat melakukan perjalanan ke luar negeri. Terkait dengan hal tersebut, Maxi menjelaskan alasan mengapa temuan tahun lalu lebih sedikit dibandingkan dengan tahun ini, erat kaitannya dengan COVID-19.
"Memang kasus tahun lalu sama. Satu kasus kita lakukan tracing, kita cari sampai ke kelompok-kelompok yang bisa lebih dari 10 dari teman-temannya. Tahun lalu masih COVID-19 jadi mungkin kelompok tertentu itu belum pada ketemu jarang," jelas dia.
Sedangkan, untuk tahun ini, kemungkinan akan terjadinya penambahan kasus yang cukup tinggi bisa saja terjadi. Bahkan Rabu kemarin, Kemenkes sendiri sudah melakukan pertemuan dengan Epidemiolog untuk prediksi lonjakan kasus monkeypox di Indonesia.
Dengan menggunakan model rate seperti di Inggris, maka diprediksi kasus monkeypox akan mencapai angka ribuan dalam satu tahun.Â
"Bisa sampai 3.600an orang. 3.600 kasus dalam setahun," jelas dia.Â
Namun Maxi mengungkap bahwa jika tidak dilakukan intervensi dengan melakukan edukasi untuk perilaku hidup bersih dan sehat, edukasi untuk tidak melakukan hubungan seksual jika memiliki gejala maka kemungkinan kasus 3.600 dalam setahun itu bisa terjadi.
Di sisi lain, Maxi juga mengungkap bahwa varian monkeypox yang ditemukan di Indonesia pada 14 pasien terkonfirmasi itu adalah varian ringan.
"Kita termasuk varian yang kena kita itu ringan. Rata-rata (kondisi) 14 (pasien) ini stabil, daya tahan tubuh bagus ini bisa hilang sendiri, self limiting desease," jelasnya.
Lebih lanjut diungkap Maxi selain itu pihak Kemenkes masih menunggu 9 kasus suspek, 2 kasus probable dan 17 discarded.
"Probabale gejala dan kontak dengan kasus konfirmasi belum diambil laboratorium. Ada 9 suspek ada gejala dan kita sudah ambil sampel kita tunggu hasil kita akan lihat sore atau malam hasil lab. 17 negatif dinyatakan discarded," jelas Maxi.
Maxi melanjutkan bahwa dari 14 kasus yang terkonfimasi hanya ada 1 pasien yang tidak bergejala. Sementara 13 lainnya diketahui memiliki berbagai gejala yang dikeluhkan.
"Semua bergejala hanya 1 tidak bergejala. Paling banyak ada lesi di kulit disertai demam, pembengkakan, nyeri tenggorokan, myalgia, menggigil, badan terasa sakit, mual sampai mual, nyeri di mual," jelasnya.
Di luar DKI Jakarta berpotensi besar
Diungkap Maxi kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia ini merupakan kasus transmisi lokal. Maka dari itu kemungkinan untuk terjadi di luar DKI Jakarta ada. Maka dari itu, dia meminta keterbukaan dari kelompok yang terkonfirmasi positif terkait dengan aktivitasnya.
"Apakah bisa terjadi di daerah lain itu bisa memungkinkan. Kami butuh sekali keterbukaan dari kelompok positif ini mereka berhubungan dengan siapa, adakah di luar jawa, Jabodetabek, itu yang kami inginkan," katanya.
Dengan keterbukaan itu kata Maxi akan semakin mempermudah Kementerian Kesehatan dalam melakukan tracing. Namun pihaknya juga tidak tinggal diam, Kemenkes juga kembali mengeluarkan edaran ke seluruh fasilitas kesehatan (faskes) tentang monkeypox,
"Kalau mereka terbuka kami gampang lakukan tracing dimana kontak terakhir. Tapi tunggu itu sulit, sehingga kami berikan surat edaran ke semua faskes. Sejauh ini belum ada laporan dari luar. Potensi besar sekali tinggal menunggu waktu," kata dia.