Wanita Ini Alami Kondisi Jantung Genetik Langka, Hidup Tanpa Denyut Nadi
- India Times/TikTok
Amerika Serikat – Sofia Hart, seorang wanita berusia 30 tahun dari Massachusetts, Amerika Serikat memiliki kisah hidup yang luar biasa. Ia menderita kondisi jantung genetik langka yang membuatnya hidup tanpa detak jantung. Baginya, ia merasa seperti "berjalan dengan baterai."
Kondisi jantung genetik langka yang saat ini dialaminya didiagnosis sebagai kardiomiopati dilatasi tak dapat diubah, yang memengaruhi salah satu bagian jantung dan bisa menyebabkan gagal jantung pada akhirnya.
Namun, Sofia tidak menyerah dengan kondisinya tersebut Dia mengandalkan perangkat yang menjadi penyelamat hidupnya yang dikenal sebagai LVAD (Left Ventricular Assist Device) untuk menjaga jantungnya tetap berdetak sementara ia menunggu transplantasi jantung.
Tapi bagaimana LVAD ini membantu Sofia? LVAD membantu sisi kiri jantungnya memompa darah ke seluruh tubuhnya. Sofia pertama kali mengetahui kondisinya pada musim panas tahun 2022 ketika dia bekerja di sebuah peternakan kuda.
"Saya mulai merasa sangat sakit dan sangat lelah. Ini seperti kelelahan yang tidak dapat dideskripsikan. Saya tidak merasa lelah di pikiran saya, tetapi tubuh saya begitu lelah,” kata Sofia yang dikutip dari India Times pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Mengesankan bahwa saudara kembarnya, Olivia, juga lahir dengan mutasi genetik yang sama. Namun, mereka tidak mengetahuinya sampai Sofia juga mengalami sakit yang sama.
Olivia mengalami masalah jantung tujuh tahun sebelum Sofia, tetapi mereka tidak berpikir bahwa itu ada kaitannya dengan genetika sampai keduanya mengalami gagal jantung pada usia yang masih sangat muda.
Selain itu, Olivia sendiri juga pernah membutuhkan perangkat LVAD sebelum akhirnya menjalani transplantasi jantung pada tahun 2016. Sama seperti saudarinya, Sofia juga harus mengandalkan perangkat yang sama sampai saatnya ia mendapatkan transplantasi jantung yang sangat dinantikan.
"Saya sedang menjalani persiapan untuk itu. Saya merasa bersalah memiliki kesempatan untuk menemukan kembali pijakan hidup sebelum melompat ke dalam transplantasi. Saya mulai dengan semangat tinggi, kemudian menyadari bahwa perangkat ini berfungsi dengan baik, saya baik-baik saja dengan perangkat ini. Transplantasi adalah hal yang sangat besar, dan saya ingin belajar lebih banyak tentang hidup, transplantasi, dan hidup dengan 'Janis' - nama yang saya berikan pada LVAD saya. Saya ingin menerima semua perubahan yang terjadi, dan sekarang saya merasa siap untuk menjalani transplantasi,” katanya.
Sofia menjalani perawatan yang sama dengan saudaranya Olivia, meskipun dengan perbedaan usia yang signifikan. Olivia mendapatkan LVAD pada usia 22 tahun, sedangkan Sofia pada usia 29 tahun, dan keduanya hidup dengan LVAD hingga akhirnya mendapatkan transplantasi jantung.
Bahkan, Sofia harus menghubungkan perangkatnya ke stop kontak di rumahnya di Boston untuk memberi daya pada alat penyelamat hidupnya tersebut.
Kisah hidup Sofia menjadi perhatian banyak orang ketika ia membagikannya di platform media sosial TikTok. Video-videonya menjelaskan bagaimana ia hidup tanpa denyut nadi dan bergantung pada baterai. Salah satu videonya bahkan ditonton sebanyak 1,5 juta kali.