Sakit Bagian Belakang Kepala Tanda Gejala Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Dokter
- Freepik/rawpixel.com
JAKARTA – Kolesterol tinggi adalah hal yang harus diwaspadai, karena bisa memicu berbagai gangguan kesehatan. Kadar kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di sepanjang pembuluh darah arteri sebagai plak. Jika hal ini terjadi, aliran darah mungkin terhambat.
Ada beberapa gejala atau tanda kadar kolesterol tinggi pada tubuh. Salah satunya adalah sakit di bagian belakang kepala. Benarkah demikian? Terkait hal itu, spesialis saraf dari RS Pondok Indah Puri Indah, dr. Sigit Dewanto, Sp.N, FINS, FINA angkat bicara.
"Orang bilang itu gejala kolesterol, bukan tapi itu sebenarnya otot," kata dia dalam media diskusi, Rabu 25 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Sigit juga mengungkap tentang persepsi yang salah di masyarakat terkait dengan tensi atau tekanan darah yang naik menyebabkan sakit kepala. Disebutnya bahwa sudah menjadi mekanisme tubuh ketika seseorang menahan sakit akibat sakit kepala membuat tensi meningkat.
"Enggak ada yang harus digaris bawahi ada rasa tidak nyaman sakit kepala. Menahan nyeri itu tensi naik, itu mekanisme badan," jelas dia.
Dia menjelaskan ketika menahan nyeri itu sebabkan tensi naik. Sebagai contoh adalah pada ibu hamil yang akan melahirkan, ketika menahan nyeri kontraksi sebabkan tensinnya mengalami peningkatan.
"Orang kebalik oh tensi naik sakit kepala, padahal kebalik. Karena dia nahan nyeri tensi naik, kalau perempuan yang sering. Kalau lahiran tensinya naik nyeri banget soalnya," jelasnya.
Sigit mengungkap bahwa penting bagi orang untuk mengatasi sakit kepala tersebut. Agar tensi darah tidak meninggi.
"Mengatasi sakit kepalanya, iya (buru-buru minum obat sakit kepala)," jelasnya.
Seperti diketahui, stroke menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Sebab serangan jantung dan stroke membunuh lebih dari 15 miliar orang per tahun. Jumlah kematian akibat stroke ini diperkirakan akan naik sebesar 50 persen pada 2050 menjadi 9,7 juta kematian jika tidak ada tindakan signifikan yang dilakukan.
Dokter mengungkap bahwa sejumlah faktor yang menyebabkan risiko terjadinya stroke terkait dengan gaya hidup. Salah satunya terkait konsumsi garam cukup tinggi yang bisa meningkatkan risiko hipertensi dan bisa berujung pada stroke. Selain itu aktivitas fisik yang jarang, konsumsi minuman alkohol bisa picu terjadinya peningkatan risiko stroke.