Sudah Ada dari Zaman Kuno, Ini 3 Mitos Tentang Masturbasi yang Tak Perlu Lagi Kamu Percaya!

Ilustrasi seks/bercinta
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA Lifestyle – Meskipun ada di masa modern ini sering adanya gerakan seks positif dan peningkatan pendidikan tentang seks, masturbasi masih menjadi topik yang tabu dan banyak "meninggalkan" jejak misinformasi.

Pakai Sabun Bayi Jauh Lebih Baik Saat Kulit Orang Dewasa Berjerawat?

Karena masturbasi dianggap sebagai "dosa", ada banyak kepercayaan lama yang diabadikan atau disebarkan melalui obrolan mulut ke mulut yang ternyata ketika diteliti, bertentangan dengan sains.

Oleh karena itu, selama bertahun-tahun, rumor beredar bahwa masturbasi dapat menjadi penyebab segala macam kecelakaan, mulai dari kebutaan literal hingga rusaknya sensitivitas kelamin. 

Jerawat Semakin Parah? 5 Jenis Makanan Ini Ternyata Jadi Pemicunya

Ilustrasi masturbasi

Photo :
  • Times of India

Nah berikut ini beberapa mitos tentang masturbasi yang telah dibantah oleh sains, dilansir dari New York Post Health: 

Musim Hujan Bikin Gairah Seks Membara, Mitos atau Fakta?

Mitos: Masturbasi menyebabkan jerawat

Masturbasi sebagai penyebab jerawat adalah mitos umum, yang biasanya muncul pada masa remaja dan dari situlah kesalahpahaman tersebut bermula. 

Remaja yang menjalani masa pubertas mengalami perubahan drastis dalam kadar hormon, termasuk peningkatan testosteron, yang berarti “tubuh manusia akan menghasilkan lebih banyak sebum, zat berminyak yang dikeluarkan dari kelenjar sebaceous”, menurut sebuah artikel yang ditinjau secara medis dari Healthline

"Sebum melindungi kulit, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak, maka pori-pori bisa tersumbat dan timbul jerawat.”

Dengan demikian, “Masturbasi tidak menyebabkan jerawat, sama sekali”. 

Tidak ada hubungan antara masturbasi dan produksi sebum atau timbulnya jerawat baik, ketika kita melakukan masturbasi atau tidak.

Faktanya, penelitian selama 10 tahun yang dilakukan oleh Royal Edinburgh Hospital menunjukkan bahwa orgasme sebenarnya bisa membuat kulit menjadi lebih baik dan meningkatkan aliran darah.

Anggap saja mitos ini telah dipatahkan secara resmi.

Mitos: Masturbasi bisa membuat buta

ilustrasi kelopak mata

Photo :
  • freepik/valuavitaly

Terapis seks bersertifikat Dr. Jenni Skyler mengatakan kepada PsychCentral+ bahwa mitos ini “dibuat untuk mengendalikan massa dengan ketakutan bahwa gairah seksual akan menyebabkan perilaku di luar kendali dan runtuhnya masyarakat.”

Ilmu semu ini berasal dari seorang dokter Swiss bernama Samuel-Auguste Tissot di masa lalu, yang mengatakan bahwa zinc pada tubuh busa hilang melalui masturbasi, yang mana zinc diperlukan untuk memperjelas penglihatan.

Hal ini sepenuhnya tidak benar dan tidak berdasar sama sekali.

Cerita rakyat seperti itu sering kali memperlihatkan orang-orang bertukar cerita seputar hubungan jauh memgenai pembuluh darah di matanya pecah karena orgasme yang sangat kuat.

Tapi bagaimana dengan bukti medis yang nyata? Jawabannya: tidak ada. 

Tapi hal itu tidak ada hubungannya dengan seks, dan jika kamu melakukan itu saat melakukan masturbasi, maka itu masalah lain.

Justine Marie Shuey, seksolog bersertifikat di Philadelphia mengatakan kepada everydayhealth.com bahwa “Banyak mitos tentang masturbasi, seperti ini, muncul ketika orang percaya bahwa seks hanya dimaksudkan untuk prokreasi (berkembang biak).”

Oleh karena itu, tindakan apa pun yang bertujuan untuk menghasilkan kesenangan saja dianggap dosa.

“Orang-orang juga percaya bahwa masturbasi dapat menyebabkan kegilaan, TBC, telapak tangan berbulu, dan kematian,” katanya. “Jelas, semua hal ini tidak benar.”

Mitos: Masturbasi menurunkan sensitivitas

Orgasme.

Photo :
  • Elite Daily

Masturbasi yang menyebarkan rasa takut sering kali ditujukan pada wanita yang, sejak awal zaman dan lahirnya patriarki, telah dipaksa untuk menempati posisi yang tidak bersalah, hanya melihat manusia dari jenis kelamin, dan meremehkan.

Salah satu keyakinan yang sudah lama menjadi ketakutan di kalangan wanita adalah bahwa terlalu banyak melakukan masturbasi, terutama dengan vibrator, dapat membuat sensitivitas menjadi berkurang, sehingga mempersulit hubungan seks dengan pasangan di kemudian hari.

Jadi, perlu diketahui sekali dan untuk selamanya: Hal ini tidaklah benar.

Mitos ini berasal dari pemikiran yang cukup logis bahwa terlalu banyak gesekan akan mematikan ujung saraf, artinya kita memerlukan getaran atau manuver yang lebih intens untuk mencapai tingkat kenikmatan yang sama, artinya tangan biasa tidak akan berhasil.

Secara teknis hal ini benar dalam artian jika kamu terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka bakar kerikil yang parah, ujung saraf di area tersebut mungkin menjadi kurang sensitif setelah kamu sembuh.

Namun tidak mungkin kamu bisa mencapainya hanya dengan vibrator, atau dengan tangan.

Nah, itu tadi beberapa mitos mengenai masturbasi. Jangan dipercaya lagi, ya!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya