Stress di Kantor Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Stroke di Usia 20-30 Tahun di Indonesia
- Pixabay/ lukasbieri
JAKARTA – Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia dengan catatan 6,6 juta kematian akibat penyakit tersebut. Jumlah kematian akibat stroke ini diperkirakan akan naik sebesar 50 persen pada 2050 menjadi 9,7 juta kematian jika tidak ada tindakan signifikan yang dilakukan.
Stroke merupakan suatu disfungsi sistem saraf karena adanya gangguan pada aliran darah ke otak yang ditandai dengan adanya gejala klinis defisit neurologis. Berbicara mengenai stroke, penyakit ini tidak hanya menyerang orang lanjut usia saja. Belakangan kasus ini juga mulai mengintai orang muda usia 20 hingga 30 tahun. Lantas mengapa demikian? Scroll lebih lanjut ya.
Terkait hal itu, Anggota Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, PhD menjelaskan bahwa faktor utama dari stroke addalah hipertensi.
Namun selain itu, faktor lain yang juga memengaruhi generasi muda mengalami stroke adalah gaya hidup mereka.
"Dari penelitian yang ada nomor satu faktor risko stroke adalah hipertensi. Faktor risiko seseorang hipertensi bukan hanya makan garam banyak, tapi juga seseorang yang obesitas, physical activity. Bisa saja langsing berat badan sempurna tapi dia enggak aktif bergerak, itu juga faktor risiko," kata dia dalam acara media Briefing OMRON 'Angkat Lengan Baju, Turunkan Risiko Stroke: Pemantauan Hipertensi dan Pencegahan Stroke dengan Dukungan Teknologi' di Jakarta Selatan, Selasa 24 Oktober 2023.
Selain itu, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol hingga malas bergerak.
"Memang trennya stroke banyak di usia muda karena banyak hal. Kita tau bicara Indonesia secara umum merokok usia muda termasuk paling tinggi. Kemudian dulu beli makanan jalan ke depan gang sekarang di antar depan pagar," jelas dia.
Tak hanya itu saja, stress di kantor juga ternyata bisa menyebabkan risiko terjadinya stroke.
Ilustrasi stroke
- Google Photo
"Stroke tidak terlepas dari risiko stress dan kondisi mental. Bekerja itu sering menjadi problem sekarang bukan masalah aspek fisik tapi di aspek psikisnya. Aspek psikis sangat penting," jelasnya.
Dia menambahkan,"Bayangkan juga kalau kita mengawali hari jika sifatnya buru-buru dan stres itu yang saya anjurkan ke anak muda untuk tidak bangun dalam keadaan penuh kekhawatiran. Jadi kadang stres bukan hanya saat kerja tapi saat bangun tidur juga itu stres. Mengawali darah menjadi tinggi," ungkapnya.