Bumbu Masak Ini Bikin Orang Asia Lebih Rentan Kena Stroke

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

JAKARTA  – Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia dengan catatan 6,6 juta kematian akibat penyakit tersebut. Jumlah kematian akibat stroke ini diperkirakan akan naik sebesar 50 persen pada 2050 menjadi 9,7 juta kematian jika tidak ada tindakan signifikan yang dilakukan. 

Terpopuler: Ramalan Zodiak Taurus hingga Cara Mudah Menenangkan Pikiran

Sementara itu di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2018, prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur lebih dari 15 tahun sebesar 10,9 persen atau diperkirakan sebanyak 2.120.362.

Ilustrasi stroke.

Photo :
  • Pixabay/ Geralt
Tips Ampuh Putihkan Baju Koko Menguning dengan Bahan Dapur

Stroke merupakan suatu episode disfungsi sistem saraf karena adanya gangguan pada aliran darah ke otak yang ditandai dengan adanya gejala klinis defisit neurologis. Stroke yang tidak ditangani dengan baik diketahui dapat menyebabkan risiko kecacatan yang tinggi. 

“Angka kematian tinggi, tapi kalau hidup kualitas hidupnya jelek, tetapi risiko kematian besar,” kata mantan presiden perhimpunan dokter Hipertensi Indonesia Prof.Dr.dr. Yuda Turana,PhD, dalam acara media Briefing OMRON ‘Angkat Lengan Baju, Turunkan Risiko Stroke: Pemantauan Hipertensi dan Pencegahan Stroke dengan Dukungan Teknologi’ di Jakarta Selatan, Selasa 24 Oktober 2023. 

Deretan Fakta Tentang Kehidupan Pak Tarno, Kondisinya Kurus dan Menggunakan Kursi Roda

Yuda mengungkap bahwa ras Asia berisiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan ras Eropa dan Amerika Serikat. Salah satunya terkait dengan genetik orang Asia yang sensitif terhadap garam.

“Banyak orang Asia yang cenderung makan garam. Tetapi terlepas dari makanannya secara genetik kita sensitif terhadap garam,”jelas dia. 

Yuda menjelaskan, sensitif terhadap garam bisa dianalogikan pada penyakit obesitas dimana ketika berat badan meningkat baik orang tersebut berasal dari ras apapun, risiko penyakit akan meningkat. 

“Tetapi dalam peningkatan yang sama risiko yang Asia lebih tinggi. Garam juga begitu, artinya dengan konsumsi garam yang dilebihin dengan konsumsi yang sama yang Asia lebih cenderung tensinya lebih naik risiko vaskular lebih besar,” katanya.

Ilustrasi garam epsom.

Photo :
  • Pixabay

Dia menambahkan, ”Bahasa populernya ada orang tertentu makan pedas dengan kadar yang sama satu lebih sensitif (akan pedas) yang satu enggak seperti itu. Asia itu lebih sensitif terhadap berbagai faktor risiko vaskular. Jadi obesitas sama-sama naik dia (Ras Asia) lebih risiko stroke, serangan jantung.”

Di sisi lain, Yuda juga mengungkap bahwa sejumlah faktor yang menyebabkan risiko terjadinya stroke terkait dengan gaya hidup. Salah satunya terkait konsumsi garam cukup tinggi yang bisa meningkatkan risiko hipertensi dan bisa berujung pada stroke.

“Bukan hanya soal makan garam banyak, seseorang obesitas, tidak aktif bergerak, merokok, konsumsi alkohol,” ungkapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya