Primary PCI, Selamatkan Pasien Serangan Jantung dan Tingkatkan Kualitas Hidup
- Pixabay
JAKARTA – Serangan jantung terjadi akibat aliran darah di arteri koroner yang terganggu sehingga otot jantung mengalami infark miokard, yakni kematian otot jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat bekerja dan memompa darah sebagaimana mestinya. Serangan jantung bersifat mendadak dan dapat berakibat fatal bila tidak didiagnosis dan ditangani dalam waktu singkat.
Gejala khas dari serangan jantung seperti nyeri dada yang bisa menjalar sampai ke punggung, rahang, dan lengan, sesak nafas, rasa tidak nyaman seperti tertekan, keringat dingin, muntah, bahkan pingsan dapat memudahkan pasien dan keluarga untuk segera datang ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas kateterisasi jantung.Â
Sementara itu, gejala serangan jantung yang tidak khas sering membuat pasien mengira bahwa dia hanya memiliki gangguan asam lambung. Hal ini perlu diwaspadai, mengingat penanganan serangan jantung harus dilakukan sedini dan secepat mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien.
"Serangan jantung merupakan kasus emergensi yang harus segera ditangani oleh tim medis dan dokter spesialis jantung. Fasilitas diagnostik dan cath lab yang lengkap, cepat dan akurat akan sangat mempengaruhi prognosis atau harapan hidup pasien," ujar Dr. dr. Jajang Sinardja, Sp.JP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Hospital, dalam media briefing di Jakarta, Jumat 20 Oktober 2023.
Dr. Jajang menambahkan, door to balloon time merupakan istilah untuk mengukur waktu yang paling optimal dalam penanganan serangan jantung, mulai dari pasien masuk IGD, hingga dilakukan pemasangan balloon untuk membuka arteri koroner yang tersumbat, dalam waktu 90 menit.
Sayangnya, banyak masyarakat awam yng kurang memahami betapa berharganya waktu 90 menit itu bagi pasien yang mengalami serangan jantung. Pasalnya, semakin cepat ditangani maka peluang keselamatannya juga semakin tinggi.
Tindakan kateterisasi emergensi pada kasus serangan jantung sering disebut Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary PCI) dalam istilah kedokteran. Prosedur ini dilakukan dengan tujuan utama untuk menyelamatkan pasien serangan jantung, dengan membuka kembali arteri koroner sehingga aliran darah ke otot jantung kembali normal.
"Primary PCI merupakan prosedur intervensi non-bedah, cukup dengan memasukkan selang kecil yang fleksibel (kateter) melalui pembuluh pergelangan tangan ataupun pangkal paha menuju arteri koroner yang tersumbat, dan membuka sumbatan tersebut dengan balon maupun stent," jelas dr. Jajang.
PCI dapat dioptimalkan dengan teknologi canggih yang tersedia seperti IVUS (Intravascular Ultrasound) dan FFR (Fractional Flow Reserve) sebagaigolden standarduntuk pengambilan keputusan terbaik dalam menilai kondisi dan fungsi pembuluh pasien selama tindakan berlangsung.
Heartology Cardiovascular Hospital memiliki layanan Heart Attack Center yang siap 24 jam setiap hari untuk penanganan kasus kegawadaruratan kardiovaskular yang langsung terintegrasi dengan cath lab (ruang kateterisasi) dengan door to balloon time mengikuti standar internasional, yakni penanganan segera dalam kurun waktu maksimal 90 menit.