El Nino Bikin Nyamuk Penyebab DBD Lebih Agresif, Gigit Manusia Tiap 2 Hari
- Pexels/icon0.com
JAKARTA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih menjadi perhatian. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di tahun 2022 lalu jumlah kasus DBD mencapai 131.265 kasus. Dari data itu, 40 persen adalah anak-anak usia 0-14 tahun.
Sementara jumlah kasus kematiannya mencapai 1.135 kasus dengan 73 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Tahun ini sampai September tercatat 23 per 100 ribu kasus. Untuk case fatality rate kita bisa berbangga karena ada di bawah 1 persen," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS dalam press conference Kampanye Takeda, #Ayo3MplusVaksinDBD di Jakarta Selatan, Rabu 27 September 2023.
Maxi juga mengungkap puncak El Nino pada September 2023 ini juga memengaruhi pola gigitan nyamuk aedes aegypti. Dijelaskan oleh Maxi suhu panas mempercepat nyamuk untuk menyebarkan virus.
"Setiap naik suhu ada kenaikan gigitan nyamuk. Misalnya suhu 18 derajat nyamuk aedes aegypti menggigit tiap 5,5 hari 1 kali gigitan. Tetapi ketika sudah di atas 30 derajat nyamuk akan menggigit setiap 2 hari. Jadi naik dua kali," jelas dia.
Selain itu, temperatur suhu yang meningkat akibat puncak El Nino, juga memengaruhi percepatan pengembang biakkan nyamuk penyebab DBD.
"Suhu makin tinggi percepat proses telur 1-5 hari menetas jadi jentik jadi kepompong jadi nyamuk dewasa, paling cepat 6-7 hari jadi nyamuk dewasa. Suhu rendah 13-15 hari," jelasnya.
Lebih jauh Maxi menjelaskan, begitu juga dengan musim penghujan. Di mana curah hujan yang tinggi di suatu wilayah, perkembangan nyamuk juga akan semakin tinggi.
"Perkembangan biakan nyamuk, telur nyamuk bisa hidup di kain atau dinding. Telur ini bisa hidup beberapa bulan bahkan jika kena air, telur ini 2-3 hari bisa berubah menjadi jentik, hingga akhirnya jadi nyamuk dewasa. Penelitian suhu yang di bawah 20 derajat nyamuk menggigit tiap 5,5 hari. Suhu 33 derajat naik gigitannya menjadi tiap 2 hari," ujar Maxi.
“Menurut BMKG Oktober-November itu sudah hujan. Angka kasus akan tinggi di akhir dan awal tahun kita waspada di situ," sambungnya.
Maxi juga menekankan bahwa penting keterlibatan masyarakat dalam mencegah demam berdarah dengan 3M, mengingat penyakit ini berkaitan dengan lingkungan rumah. Penting bagi masyarakat untuk menghindari genangan air di berbagai sudut rumah demi mencegah terjadinya pertumbuhan jentik nyamuk.
Selain itu, vaksin DBD juga dinilai efektif untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia, Prof. Dr.dr Sri Rezeki, Hadinegoro, p.A(K) menjelaskan bahwa vaksin DBD ini menjadi salah satu upaya mencegah infeksi virus dengue pada manusia.
"Manusia kita lindungi dengan memberikan vaksin untuk mencegah infeksi virus DBD. Vaksin ini cukup baik, cukup aman dan tidak memberikan efek samping. Berdasarkan hasil pengamatan di 10 negara hasilnya memuaskan, antibodi bertahan hingga 4,5 tahun. Dan vaksin ini (vaksin Takeda) bisa mengcover semua virus yang ada di nyamuk," ujarnya.
Untuk pemberian vaksin DBD ini bisa diberikan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun dengan interval atau jarak pemberian antara dosis pertama dan dosis kedua adalah 3 bulan.