Virus Nipah Belum Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Tak Perlu Ada Pembatasan
- Indian Express
JAKARTA – Kasus virus Nipah di negara bagian Kerala India tengah menjadi sorotan publik. Dilaporkan sudah ada 2 orang yang meninggal dunia akibat virus ini di Kerala. Bahkan menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian akibat virus nipah sendiri cukup besar yakni 40 hingga 70 persen. Lantas bagaimana kondisi di Indonesia sendiri?
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengungkapkan, saat ini kasus virus nipah belum ditemukan di Indonesia. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Meski begitu, Maxi mengungkap bahwa Kementerian Kesehatan terus melakukan pencegahan salah satunya dengan memperkuat surveilans terutama di daerah-daerah yang dijumpai hewan sumber penyebaran virus tersebut.
"Nipah sampai saat ini belum ada jadi kami memperkuat Surveilans kami. Terutama untuk daerah-daerah yang banyak hewan sebagai sumber (penyebaran virus Nipah) terutama kelelawar," kata dia saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Selatan, Rabu 27 September 2023.Â
Beberapa daerah tersebut adalah Manado, Sulawesi Utara yang juga diketahui terdapat pasar kelelawar. Hingga daerah-daerah perbatasan Malaysia, tempat virus Nipah pertama kali ditemukan di tahun 1998.
"Yang banyak kelelawar kita petakan seperti di Manado, ada pasar jual kelelawar karena mereka konsumsi. Â Perbatasan tertentu dengan Malaysia tentu di wilayah tersebut dilakukan Surveilans ketat," jelasnya.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengirimkan surat edaran kepada kepala dinas kesehatan di daerah. Surat edaran itu menyinggung tentang tanda-tanda atau gejala dari virus Nipah yang perlu diketahui.Â
"Kami sudah melakukan edaran tanda-tanda orang yang sakit Nipah prinsipnya sama virus yang lain. Tapi tiba-tiba di situ banyak yang sakit tentu harus diwaspadai Nipah. Kita sudah bikin Q&A dikirim ke daerah supaya mereka tau apa itu nipah ini dan bagaimana langkah-langkah," ujarnya.
Di sisi lain, terkait kemungkinan pembatasan perjalanan terutama bagi warga negara yang ditemukan kasus virus Nipah, Maxi mengungkap hal tersebut tidak perlu dilakukan mengingat transmisi virus ini baru ditemukan dari hewan ke manusia.Â
"Enggak perlu karena belum ada penularan dari manusia ke manusia. Kenapa perlu pembatasan, itu kan dari hewan ke manusia," katanya.