Polusi Udara di Jabodetabek Picu Kenaikan 34 Persen Penyakit Pernapasan

dr. Irwan Heriyanto, dr. Anas Maruf, dan Piotr Jakubowski
Sumber :
  • Dok. VIVA/Dedi

Jakarta – Polusi udara merupakan salah satu masalah global yang saat ini sedang dihadapi oleh berbagai kota di dunia, termasuk Jakarta. Polusi udara telah menjadi perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir, terutama mulai pertengahan tahun 2023. 

KPU Ungkap Ketersediaan Jaringan Internet Masih Jadi Kendala Pilkada Serentak di Sejumlah Daerah

Masalah polusi udara mendapatkan perhatian besar karena kondisinya kerap memburuk dan meningkatkan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak kesehatan. Hal ini menyebabkan berbagai penyakit serius terutama bagi yang beraktivitas di kawasan dengan udara buruk. 

Kini, kondisi polusi udara di beberapa wilayah Indonesia, terutama Jabodetabek, masih tidak menentu bahkan didominasi oleh tingkat kualitas udara yang buruk. Hal ini diungkapkan oleh Piotr Jakubowski selaku co-founder Nafas Indonesia yang memantau kondisi udara di Jakarta. 

Cerita Nadila Ernesta Berjuang Sembuh dari Psoriasis

Daerah dengan Peningkatan Penyakit Akibat Polusi Udara

Photo :
  • Dok. VIVA/Dedi

“Bulan Juni sampai Agustus memang polusi udaranya tinggi. Jauh lebih tinggi dari pedoman WHO dan jauh lebih tinggi dari pada Baku Mutu Tahunan Indonesia,” ungkapnya dalam acara diskusi media virtual Halodoc dan Nafas pada Selasa, 28 September 2023. 

Harapan Baru Musisi Daerah, Kini Royalti Lebih Mudah Diakses

“Juli-Agustus memang hampir semua daerah di Jabodetabek tingkat polusi udaranya naik. Ini adalah sesuatu yang terjadi setiap tahun. Namun, kejadian kali ini bukan terburuk karena pada bulan Juli tahun 2021 polusi udaranya malah lebih tinggi,” ungkap Piotr. 

Piotr mengatakan bahwa peningkatan polusi udara pada 2021 itu terjadi sebelum adanya varian Delta Covid-19 masuk ke Indonesia. Sebab, setelah varian tersebut masuk ke Indonesia dan masyarakat diperintahkan untuk PPKM, kualitas udara kembali membaik. 

dr. Irwan Heriyanto, dr. Anas Maruf, dan Piotr Jakubowski

Photo :
  • Dok. VIVA/Dedi

Di sisi lain, dalam laporan yang dilakukan olehnya, data mengatakan bahwa kasus penyakit pernapasan meningkat sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2023. Angka peningkatan penyakit yang tercatat sebesar 34% ketika terjadi kenaikan polusi PM2.5 sebesar 10 μg/m3.

“Jika kita rinci lagi menjadi masing-masing kota dan kecamatan, ada 20 wilayah kecamatan dengan presentase tertinggi di Jabodetabek dari total 73 kecamatan yang dipantau. Tapi, ada daerah di mana kasus penyakit pernapasan meningkat hingga 41% di daerah Bogor,” paparnya. 

Selain itu laporan tersebut juga memaparkan berbagai temuan terkait relevansi polusi udara dan kasus penyakit pernapasan. Laporan ini juga dilengkapi dengan edukasi dampak polusi PM2.5, serta rekomendasi maupun langkah-langkah tepat dalam menjaga kesehatan tubuh. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya