Waspadai Sebaran Kasus Virus Nipah, Kemenkes RI Imbau Ini

Ilustrasi virus nipah
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meningkatkan kewaspadaan di pintu negara Indonesia terkait virus Nipah. Kasus penularan virus Nipah ini sudah meluas di India, namun dikonfirmasi belum ada di Indonesia hingga saat ini.

CUV e: dan ICON e: Kalah, Motor Listrik Baru Honda di India Bisa Tempuh 100 Km

“Mengingat letak geografis Indonesia berdekatan dengan negara yang melaporkan wabah, sehingga kemungkinan risiko penyebaran dapat terjadi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, Senin, 25 September 2023. Scroll untuk info selengkapnya.

Upaya ini tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan No. HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah kepada Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait.

Unik, Desa Ini Rayakan Tahun Baru dengan Saling Lempar Kotoran Sapi

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Dinkes Prov/Kab/kota, dan fasyankes diminta untuk melakukan pemantauan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui kanal resmi https://infeksiemerging.kemkes.go.id dan https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news.

Bertemu PM India Narendra Modi, Prabowo Cerita RI Kekurangan Tenaga Medis

"Meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit," tambahnya.

Meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus sindrom demam akut yang disertai gejala pernapasan akut atau kejang atau penurunan kesadaran serta memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit. 

Deteksi dan respons selanjutnya dapat merujuk Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nipah Nipah tahun 2021 yang dapat diunduh melalui: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/pedoman-pengendalian-penyakitvirus-nipah/view

Fasyankes juga diminta memantau dan melaporkan kasus yang ditemukan sesuai dengan pedoman melalui laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) kepada Dirjen P2P melalui aplikasi SKDR dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp//WhatsApp 0877-7759-1097.

Untuk spesimen kasus suspek, dikirimkan untuk dilakukan pemeriksaan ke ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan d/h Laboratorium Prof. dr Srie Oemijati, Jalan Percetakan Negara 23 Jakarta 10560 Telp 021-42887606.

Virus Nipah

Photo :
  • Indian Express

"Untuk laporan penemuan kasus suspek atau probable atau konfirmasi dari Fasyankes, harus dilakukan investigasi dalam 1×24 jam termasuk pelacakan kontak erat," ujarnya.

Sebelumnya, virus Nipah tengah disorot lantaran menyebabkan dua orang meninggal dunia di India. Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India (ICMR) Rajeev Bahl memperingatkan bahwa angka kematian kasus infeksi virus Nipah sangat tinggi dibandingkan dengan COVID-19. 

"Angka kematian kasus virus Nipah berkisar antara 40 hingga 70 persen, dibandingkan angka kematian akibat COVID-19 yang mencapai 2-3 persen," ujarnya dikutip laman India Today.

Sebanyak 5 orang telah terinfeksi virus ini di Kerala, dua orang di antaranya telah meninggal dunia sebelumnya. Dengan meningkatnya jumlah kasus aktif virus Nipah di Kerala, Pusat pemerintah di kota tersebut mengumumkan keputusan untuk membeli 20 dosis antibodi monoklonal dari Australia untuk pengobatan virus Nipah.

Kasusnya sendiri saat ini masih terus diselidiki oleh pemerintah dengan memantau kontak dekat yang berisiko tinggi. Berbicara tentang keputusan pemerintah untuk membeli lebih banyak dosis antibodi, Rajeev Bahl mengatakan bahwa penelitiannya terbukti efisien di tahun 2018 lalu.

“Kami mendapat beberapa dosis antibodi monoklonal dari Australia pada tahun 2018. Saat ini, dosis tersebut hanya tersedia untuk 10 pasien. Dua puluh dosis lagi sedang dipersiapkan. Namun obatnya perlu diberikan pada tahap awal infeksi,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya