Bahaya Penyakit Jantung Tanpa Gejala, Simak Penjelasannya!
- pixabay/geralt
JAKARTA – Angka kasus penyakit jantung di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi yang termasuk dalam penyakit kardiovaskular dilaporkan meningkat dari 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen pada 2018.
Dari laporan itu juga diketahui bahwa prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5 persen. Penyakit jantung memang menjadi penyebab utama kematian di tingkat global selama 20 tahun terakhir, dan bahkan membunuh lebih banyak orang daripada sebelumnya.
Berbicara mengenai penyakit jantung, spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erika, Sp.JP, FIHA mengungkap bahwa penyakit jantung  koroner menjadi penyakit jantung yang cukup banyak ditemukan di Indonesia.
"Penyakit jantung ada beberapa memang sering prevelansi penyakit jantung korener, sumbatan yang terjadi di pembuluh darah koroner," kata dia dalam program Hidup Sehat, tvOne, Jumat 22 September 2023.
Erika juga mengungkap beberapa gejala khas umum terjadi pada pasien yang memiliki penyakit jantunng. Gejala khas itu adalah nyeri dada di sebelah kiri.
"Gejalanya yang paling sering ditemukan nyeri dada di sebelah kiri karena posisi jantung di sebelah kiri," kata dia menjelaskan.
Erika mengungkap bahwa nyeri dada akibat penyakit jantung ini sangat khas. Rasanya kata dia seperti tertekan benda berat, seperti diremas, panas menjalar ke tangan kiri, leher, dan rahang.
"Nyeri dadanya ini terjadi akibat ketrigger saat beraktivitas. Beda kalau nyeri dada karena otot," kata dia.
Selain itu lokasi gejala nyeri dada akibat penyakit jantung juga jarang bisa dideskripsikan oleh pasien. Hal ini berbeda jika pasien mengalami nyeri dada akibat masalah otot.
"Dia tidak bisa mendeskripsikan dimana lokasi nyerinya dimana. Jantung tidak akan terkait tekan diposis miring kiri kanan, tapi nyeri saat naik tangga atau olahraga sakit istirahat sehat itu bisa jantung,"jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Erika juga menjelaskan mengapa seseorang yang sebelumnya tidak pernah didiagnosa penyakit jantung. Tiba-tiba mengalami masalah jantung hingga akhirnya meninggal dunia mendadak.
"Gejala muncul saat biasanya penyumbatan berat. Menggangu aliran supplay jantung, penyumbatan ringan enggak ada gejala," kata dia.Â
Namun kata Erika penyumbatan ringan ini bisa menjadi bahaya. Sebab bisa sewaktu-waktu pecah dan mengancam jiwa.
"Tadinya penyumbatannya 10 persen tiba-tiba pecah terjadi serangan 100 persen. Aliran terhenti mendadak akhirnya tidak ada suppport hingga akhirnya meninggal," jelasnya.Â
Maka dari itu, Erika menyarankan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berupa medical check up setahun sekali. Terutama mereka dengan riwayat keluarga yang memiliki masalah penyakit jantung.
Â