Begini Cara Olah Mi Instan Jadi Lebih Sehat

Mie instan
Sumber :
  • Pixabay

JAKARTA – Rasanya akan sulit untuk menolak nikmatnya sajian mi instan. Rasanya yang begitu gurih dan wanginya yang menggoda akan sulit untuk diabaikan. Namun di satu sisi di balik kelezatan mi instan, mengonsumsi mi instan yang berlebihan bisa menyebabkan masalah pada kesehatan.

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

Sebut saja risiko obesitas. Ya, dalam satu  bungkus ukuran sedang yang dijual di pasaran memiliki kalori hingga 340 kalori. Belum lagi tambahan toping seperti telur, kornet hingga keju yang dapat menambahkan kalori mi instan tersebut.

Tak hanya sebabkan risiko obesitas saja, konsumsi mi instan berlebihan juga bisa tingkatkan risiko darah tinggi atau hipertensi. Bagaimana tidak, dalam satu bungkus mi instan mengandung 1.300 hingga 1.400 natrium. Padahal kebutuhan natrium harian manusia adalah sebesar 1.000 hingga 2.000 mg per hari. 

Rahasia Hidup Sehat dan Bahagia dengan Gaya Hidup Minimalis

Belum lagi, rebusan mi instan yang jarang diganti atau bahkan disantap bersama dengan mi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Dijelaskan spesialis gizi klinik, dr. Diana Sugandi, Sp.GK dalam proses pembuatan mi sendiri terdapat zat pati yang mana bisa larut dalam air. Zat pati sendiri jika dikonsumsi bisa menyebabkan kenaikan gula darah. 

Mau Tetap Sehat di Usia 40-an? Kenali 5 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari!

Lantas masih bisakah kita mengonsunmsi mie instan yang aman? Tentu saja bisa. Begini cara membuat mi instan jauh lebih sehat seperti diungkap Diana dalam program hidup sehat tvOne, Senin 18 September 2023. 

  1. Air rebusan

Dijelaskan oleh Diana, kalau punya mi instan rebus ideal masukkan ke air mendidih. Setelah mi setengah matang, air rebusan pertama langsung dibuang. Kemudian terus tambahkan air baru yang telah direbus sebelumnya untuk memasak mi instan. 

  1. Tambahkan protein dan serat

Diana menjelaskan, setelah diganti air baru, tambahkan beberapa komponen lainnya mulai dari serat, hingga protein. Untuk serat bisa tambahkan sayur-sayuran seperti sawi, kol, yang dimasak bersama dimana kedua jenis sayuran tersebut mengandung vitamin B dan C. Untuk protein bisa tambahkan telur sebagai topping. Sehingga dalam satu mangkok tersebut bisa menjadi lebih seimbang, mulai dari karbohidrat dari mi, serat dari sayuran dan protein dari telur. 

  1. Bumbu Kemasan

Diana menjelaskan kandungan natrium dalam bumbu mi instan cukup tinggi. Maka dari itu bagi masyarakat penting menguranginya terlebih jika mereka memiliki riwayat hipertensi. 

“Bumbu 3/4 dipakai, otomatis natriumnya berkurang sekitar 200mg kan lumayan. Kalau hambar bisa kurangi porsi kuahnya. Saya juga sarankan tambahkan jamur karena jamur itu ada glutamat umami alami yang bisa lebih gurih untuk makanan,” jelas Diana.

  1. Daun bawang dan tomat

Diungkap Diana, mi instan yang dimasak bisa ditambahkan daun bawang. Daun bawang kata dia mengandung anti oksidan yanng baik untuk kesehatan jantung pembuluh darah. Selain itu bisa tambahkan tomat, tomat sendiri mengandung likopen yang baik untuk jantung pembuluh.

“Likopen itu memang akan meningkat kandungan jika panaskan rebus sebentar sajikan,” kata Diana. 

  1. Aturan konsumsi

Diana menjelaskan untuk konsumsi mi instan cukup dua minggu sekali atau dua kali dalam sebulan. Sementara itu, untuk anak-anak Diana menjelaskan tidak boleh makan dalam satu porsi utuh harus setengah porsi mengingat kandungan kalorinya dan natriumnya yang berlebihan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya