Kenali Gejala Kanker Limfoma, Kapan Harus Segera Periksa?

Hari Peduli Kanker Limfoma Sedunia
Sumber :
  • IG @rsunurussyifakudus

JAKARTA – Limfoma merupakan salah satu jenis kanker yang masih cukup asing di telinga masyarakat. Dibandingkan dengan kanker lainnya seperti kanker payudara dan paru-paru, penyakit yang satu ini belum cukup tinggi di Indonesia.

Ustaz Khalid Basalamah Sebut Istri Tidak Punya Hak dan Tak Boleh Buka Ponsel Suami

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening merupakan kanker darah yang dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar getah bening. Limfoma berawal ketika sel kanker menyerang bagian sel darah putih (limfosit) yang berfungsi untuk melawan infeksi.

Kanker limfoma terdiri dari dua jenis yaini limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

4 Saksi Diperiksa Polisi Terkait Kasus Penyekapan dan Penyiksaan di Jaktim

Berdasarkan data Globocan (the Global Cancer Observatory) 2020, terdapat sekitar 16.000 kasus limfoma non-Hodgkin baru di Indonesia, di mana hampir 10 ribu kasus meninggal dunia.

Bareskrim Periksa Dirut Bank Sumsel Babel Soal Dugaan Pemalsuan Dokumen

Sementara limfoma Hodgkin terdapat 1.188 kasus baru pada tahun 2020 menempati posisi 28 dengan kasus terbanyak.

Namun, angka ini meningkat dari data Globocan 2018, di mana limfoma Hodgkin menempati urutan 29, dengan 1.047 kasus baru. Angka kematian akibat limfoma hodgkin mengalami penurunan, dari 574 pada 2018 menjadi 363 kematian pada 2020.

Pada limfoma Hodgkin, kanker terjadi akibat mutasi sel B pada sistem limfatik, yang ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg melalui pemeriksaan patologi. Berbeda dengan kanker limfoma jenis lainnya yaitu limfoma non-Hodgkin, yang tidak ditemukan adanya sel Reed-Sternberg.

"Kanker limfoma jenis Hodgkin umumnya menyebar bertahap melalui pembuluh getah bening. Pada stadium lanjut bisa menyebar melalui aliran darah ke organ vital seperti hati, paru-paru dan sumsum tulang belakang, meski sangat jarang," jelas Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, dalam acara Peringatan World Lymphoma Awareness Day, di Jakarta, Kamis 15 September 2023.

Dokter Andhika menyampaikan pentingnya masyarakat mengenali gejala limfoma Hodgkin agar bisa segera memeriksakan diri sedini mungkin.

Di antara ciri-ciri yang patut diwaspadai adalah pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan/atau pangkal paha, dan bisa disertai dengan B symptoms, yaitu demam di atas 38 derajat celcius, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot lebih dari 10?lam 6 bulan, gatal-gatal, dan rasa kelelahan yang luar biasa.

Sebagian besar kasus limfoma Hodgkin menjangkiti usia muda (15 – 30 tahun). 

"Kasus limfoma Hodgkin banyak ditemukan di usia muda karena sistem imun belum terbentuk secara matang, sehingga mudah mengalami perubahan," terang dr. Andika. 

Namun demikian, usia dewasa akhir (>55 tahun) juga berisiko. Secara biologis, penyakitnya berbeda dengan yang terjadi di usia muda. Ditengarai ada keterlibatan dari berbagai faktor, termasuk histologi selularitas, virus Epstein-Barr, dan lain-lain.

Peluang untuk sembuh dari kanker limfoma akan semakin besar apabila kanker bisa ditemukan sejak dini. Jangan abaikan benjolan di tubuh terutama jika disertai dengan beberapa gejala yang telah disebutkan. 

"Selain itu, perhatikan juga riwayat keluarga. Apabila dalam silsilah keluarga terdapat riwayat penyakit kanker terutama jenis kanker ginekologi, sepatutnya segera memeriksakan diri apabila merasakan adanya gejala kanker limfoma," kata dokter Andhika.

Pengobatan inovatif berupa terapi target memberi harapan yang lebih besar lagi kepada pasien limfoma Hodgkin.

Saat ini obat inovatif untuk limfoma Hodgkin telah  masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2023 untuk indikasi limfoma tertentu, sehingga bisa diakses oleh lebih banyak pasien.

Kedepannya diharapkan lebih lebih banyak indikasi yang disetujui untuk menolong lebih banyak pasien melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya