Hati-Hati Disfungsi Ereksi Tanda Penyakit Jantung Serius

Ilustrasi penis
Sumber :
  • Doc. Unsplash

JAKARTA – Kurangnya ereksi pada pria, dapat menunjukkan banyak hal tentang kesehatan jantungnya secara keseluruhan. Salah satu hubungan utama kesehatan jantung dengan ereksi terletak pada kondisi pada arterinya.

Mampu Tangani Berbagai Penyakit, Terapi Sel Punca Diyakini Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

Hal ini diungkap oleh konsultan ahli jantung di Imperial College London di Inggris, Dr Boon Lim. Arteri yang sehat memungkinkan aliran darah yang sehat, yang dibutuhkan pria untuk mencapai dan mempertahankan ereksi. Scroll lebih lanjut ya.

Namun penumpukan kolesterol di dalam dinding arteri, menyebabkan kondisi peradangan yang disebut aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan arteri.

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

Diungkap Lim, jika arteri jantung menyempit, dapat menyebabkan peningkatan risiko angina atau serangan jantung, sehingga kemungkinan besar proses yang sama yang menyebabkan aterosklerosis di dalam arteri jantung juga terjadi di area lain di tubuh. Ini termasuk arteri di otak, lengan, kaki, panggul, ginjal dan penis.

Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

Jika sirkulasi darah ke penis terhambat oleh penyempitan arteri maka ereksi mungkin sulit terjadi, karena agar hal tersebut terjadi, arteri harus melebar dan meningkatkan aliran darah ke penis, kata Lim lebih lanjut. 

Sementara itu, ahli urologi yang berbasis di Hong Kong, dr. Andrew Yip menjelaskan bahwa sejumlah penyakit dapat menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi aterosklerosis adalah penyebab umum.

Jika arteri ke penis menyempit maka kemungkinan besar pembuluh darah ke jantung juga tersumbat, kata Yip. Itu sebabnya disfungsi ereksi merupakan prediktor penyakit jantung dan sekitar sepertiga pria penderita disfungsi ereksi juga akan menderita penyakit jantung, tambahnya.

Disfungsi ereksi sering kali merupakan tanda pertama dari perubahan kesehatan kardiovaskular dan dapat mendahului timbulnya kejadian kardiovaskular yang signifikan, seperti serangan jantung, dalam tiga hingga lima tahun bisa jadi ada peringatan untuk mengatasi masalah jantung.

Tingkat keparahan disfungsi ereksi bahkan dapat memprediksi tingkat keparahan serangan jantung berikutnya, dan derajat penyumbatan jantung.

Hanya sedikit pria yang menyadari hubungan antara penyakit jantung dan disfungsi ereksi. Banyak orang beranggapan bahwa hal ini disebabkan oleh penuaan, padahal hal tersebut tidak benar, kata Yip. 

Seorang pria mungkin akan mengalami lebih sedikit ereksi seiring bertambahnya usia, tetapi jika ereksinya berhenti sama sekali, itu adalah tanda bahaya.

Pria sehat mengalami lima kali ereksi setiap malam selama tidur nyenyak, masing-masing berlangsung hingga setengah jam. Dan mereka sering terbangun karena ereksi.

Ketika pria mulai menyadari bahwa mereka tidak lagi melakukan hal tersebut, mungkin inilah saatnya untuk memikirkan kesehatan jantung mereka, kataahli endokrinologi di University Hospitals Leuven di Belgia, Dr Leen Antonio melansir laman SCMP.

Ilustrasi sakit jantung.

Photo :
  • vstory

Sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin Antonio tentang gejala seksual sebagai prediktor kematian menemukan bahwa hilangnya ereksi di pagi hari adalah tanda lain bahwa jantung pria mungkin tidak baik-baik saja.

Pria yang rutin bangun tidur dalam keadaan ‘tegak’, 22 persen lebih kecil kemungkinannya terkena serangan jantung atau stroke dalam tiga hingga lima tahun ke depan, demikian temuan studi tersebut.

Dijelaskan Lim, sistem saraf otonom adalah penghubung lain antara kesehatan kardiovaskular secara umum dan ereksi. Bagian dari sistem saraf primitif kita ini mengontrol semua fungsi otomatis dalam tubuh yang berada di alam bawah sadar. 

“Ini adalah semacam pengatur utama untuk proses seperti menjaga tekanan darah yang cukup, pengaturan kulit dan suhu, serta proses pencernaan,” katanya.

Ilustrasi Alat Vital Pria

Photo :
  • Joni Cream

Lim menjelaskan, sistem saraf otonom juga terlibat dalam mengendalikan ereksi dan ejakulasi. Hal ini dapat dipengaruhi secara negatif oleh sejumlah penyakit, kondisi, dan bahkan pilihan gaya hidup, termasuk Parkinson, kanker, penyakit autoimun, diabetes, dan penyalahgunaan alkohol. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh aterosklerosis.

“Kontrol otonom yang buruk, yang timbul dari proses apa pun, kemungkinan besar berdampak negatif pada jantung, tetapi juga dapat memengaruhi kemampuan untuk mempertahankan, atau memulai, ereksi,” kata Lim, yang juga penulis buku Keeping your Heart Healthy. 

Lim mengatakan mencegah aterosklerosis, meningkatkan sistem otonom yang sehat, dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan memerlukan pilihan gaya hidup yang holistik. Diantaranya dengan pola makan yang sehat, program olah raga yang teratur, istirahat dan tidur yang cukup, serta tidak mudah stres.

Alasan kebanyakan pria tidak mengetahui hubungan antara kesehatan jantung dan kemampuan ereksi adalah karena seringnya ada stigma mengenai ketidakmampuan memulai atau mempertahankan ereksi, kata Lim. Pria tidak suka mengakui kepada siapa pun, bahkan kepada dokter, bahwa dia tidak bisa berhubungan seks.

Ada banyak komponen psikologis yang menyebabkan ereksi, tambah Lim. Namun jika tidak ada masalah psikologis, jangan menderita dalam diam. Masalah ereksi harus mendorong kunjungan dokter untuk memeriksa status kardiovaskular Anda secara keseluruhan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya