Depok Tertinggi Kasus ISPA pada Balita, Dinkes: Penyebabnya Bukan Cuma Polusi Udara

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

DEPOK – Balita di Depok menduduki kasus tertinggi yang menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA). Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, total penderita ISPA sebanyak 8.698 kasus. Namun tidak ditemukan kasus dengan gejala berat .

Gibran Kunjungi RS Kardiologi Emirates Indonesia di Solo, Pembangunan Sudah 90 Persen

“Dari 8.698 itu rinciannya pneumonia pada balita sampai 5 tahun itu 182. Nah, pneumonia beratnya nol kasus, jadi kasus dirujuk nggak ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, Senin 4 September 2023. Scroll untuk info selengkapnya.

Kasus non pneumonia pada balita di Depok menjadi yang tertinggi, yaitu sebanyak 4.969 penderita. Dan untuk non pneumonia pada usia lebih dari 5 tahun sebanyak 3.480 kasus.

MPR Ajak Kampus Bersinergi Selamatkan Lingkungan dan Wujudkan Udara Bebas Polusi

“Sedangkan yang pneumonia lebih dari 5 tahun itu 67 kasus. Jadi jumlah kasus yang termasuk ISPA, infeksi saluran pernapasan itu 8.698 kasus. Itu di bulan Agustus yang ada peningkatan dari bulan Juli,” ungkapnya.

Israel Bakar Rumah Sakit di Gaza Utara, 39 Orang Tewas

Walaupun banyak balita penderita ISPA di Depok, tapi masih dapat tertangani. Tidak ada kasus berat hingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit.

“Walaupun ada peningkatan jumlah pasien, tetapi ini kan kasus-kasus yang kita anggap ringan. Kalau kasus berat pasti akan kita koordinasikan. Kita pantau secara berkala secara ketat,” akunya.

Mary menyebut, peningkatan kasus periode Januari - Juli 2023 jumlahnya bervariasi antara 4.000 hingga 5.000. Di bulan Maret sampai tembus 6.000 kasus. Terjadi peningkatan tinggi hingga 60 persen di bulan Juli – Agustus. Mengenai penyebabnya, Mary mengaku tidak tahu. Menurutnya, polusi udara bukan satu-satunya penyebab ISPA.

“Kita tidak bisa menjawab atau memastikan karena kasus ISPA itu bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, bisa juga alergi. Tapi kita akan pantau kasus ini dipantau secara ketat. Ketika memang kualitas udaranya menurun dan ternyata peningkatannya siginifikan tentu akan kita koordinasikan,” bebernya.

Pihaknya mengaku melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kasus ISPA. Jika ditemukan peningkatan kasus signifikan, selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Terkait ketersediaan obat, Mary menyebut saat ini masih aman.

“Kita lakukan pemantauan secara ketat, pencatatan laporan juga harus dilakukan dengan baik. Ketika memang nanti ada laporan yang terus meningkat signifikan berbanding lurus dengan polusi udara ya kita akan evaluasi kembali,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya