Apakah Semua Wanita Bisa Mengalami Squirting? Simak Fakta-faktanya
- Pexels
VIVA Lifestyle – Squirting atau yang juga dikenal sebagai female ejaculation adalah fenomena di mana cairan dikeluarkan dari uretra wanita selama stimulasi seksual. Meskipun topik ini telah menjadi bahan pembicaraan dan penelitian selama beberapa dekade, masih ada banyak kontroversi dan perdebatan tentang apakah semua wanita bisa mengalami squirting. Pada kali ini akan diulas tentang squirting serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya fenomena ini. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.Â
Fakta Tentang Squirting
Proses Fisiologis
squirting terjadi saat ada peningkatan tekanan darah pada dinding uretra dan kelenjar skene (juga dikenal sebagai kelenjar paraurethral). Cairan yang dikeluarkan kemungkinan adalah campuran air kencing dengan cairan dari kelenjar skene. Meskipun belum ada penjelasan yang sepenuhnya mengklarifikasi komposisi cairan ini, penelitian menunjukkan bahwa kelenjar skene memiliki peran penting dalam fenomena ini.
Variabilitas
Tidak semua wanita memiliki struktur fisik yang sama, termasuk ukuran dan sensitivitas kelenjar skene. Ini berarti bahwa kemampuan untuk mengalami squirting bisa bervariasi dari individu ke individu.
Stimulasi yang Adekuat
Stimulasi seksual yang tepat pada area sensitif di sekitar klitoris, vagina, dan G-spot (area yang diyakini berhubungan dengan kelenjar skene) dapat meningkatkan kemungkinan squirting terjadi. Faktor-faktor ini, bersama dengan rileksasi dan kenyamanan, dapat memainkan peran penting dalam proses ini.
Faktor yang Memengaruhi Kemungkinan Squirting
Anatomi Individu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, struktur fisik dan sensitivitas kelenjar skene dapat bervariasi antar wanita. Ini dapat mempengaruhi apakah squirting terjadi atau tidak.
Kesehatan Seksual
Faktor-faktor seperti tingkat hormon, kesehatan vagina, dan kondisi medis tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengalami squirting.
Psikologis dan Emosional
Rasa percaya diri, kenyamanan dengan pasangan, dan tingkat relaksasi mental juga dapat berperan dalam kemungkinan mengalami squirting. Stres dan kecemasan, sebaliknya, bisa menghambat kemampuan ini.