Polusi Udara Picu Batuk-Sakit Tenggorokan, Dokter Ungkap Pencegahan ISPA

Ilustrasi penyakit ISPA (infeksi saluran nafas akut).
Sumber :
  • Freepik/freepik

JAKARTA – Polusi udara terdiri dari berbagai partikel pencemar, salah satu yang paling dominan dan berbahaya adalah PM 2,5. Dengan ukuran 2,5 mikrometer, partikel ini bisa terhirup masuk sampai ke dalam paru-paru dan menyebabkan berbagai gangguan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

"Kualitas udara yang dihirup sangat berpengaruh terhadap kesehatan paru. Menghirup udara yang tidak sehat atau berpolusi akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, tidak hanya paru namun juga organ lainnya seperti jantung dan otak," jelas ahli kesehatan paru, dr. Januar Habibi, B.Med.Sc, Sp.P., dalam acara edukasi kesehatan MS Glow dan J99 Corp, baru-baru ini. Sroll lebih lanjut ya.

Polutan yang terlanjut terhirup, kata dokter Januar, berisiko bahaya pada sistem pernapasan sehingga rentan memicu gejala ISPA. Lantas, apalah ciri-ciri khas ISPA dapat dikenali dibanding penyakit paru lain?

Panduan Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi sejak Dini

"Kalau kita bicara ciri-ciri atau gejala ISPA, secara umum penyakit tipe paru itu hampir sama. Misalnya di COVID ada batuk, di TBC juga ada, termasuk di ISPA juga ada batuk," tambahnya.

Dedi Mulyadi Sindir Pemkot Depok Soal Damkar Tak Dilengkapi Peralatan Lengkap Saat Tugas

Gejala penyakit paru, pada umumnya sulit dibedakan sehingga ciri khas ISPA sebenarnya sulit dikenali. Akan tetapi, masyarakat patut waspadai bila masalah berlanjut dengan gejala berat hingga terasa demam.

"Dalam kasus yang lebih lanjut pengidap ISPA juga terkadang mengalami masalah tenggorokan enggak enak, serak atau sakit, terus biasanya napas juga mulai berat," katanya.

Ilustrasi sampah masker.

Photo :
  • Pixabay

Kendati begitu, penyakit ISPA dapat dikenali dari aktivitas yang dijalankan oleh tiap individu. Bila terpajan polusi terlalu sering dari aktivitas outdoor, kemungkinan besar mengidap ISPA. Namun, tak menutup kemungkinan terjadinya penyakit infeksi lain sehingga patut dikonsultasikan ke dokter.

"Tinggal ditelusuri ada nggak pajanannya. Misalnya seminggu terakhir sering naik motor nggak pakai masker, bisa jadi itu karena polusi. Mungkin habis menjenguk saudaranya yang TBC, jangan-jangan malah TBC. Jadi memang nggak ada yang spesifik, harus dicek," tambahnya.

Ahli kesehatan paru itu menambahkan, agar masyarakat rutin menggunakan masker secara rutin. Selain itu, masyarakat sebaiknya bersikap bijak menghadapi kualitas udara yang memburuk. 

Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain dengan memantau kualitas udara melalui aplikasi atau website, memeriksa emisi kendaraan yang digunakan, memilih BBM dengan pembakaran yang baik, serta membatasi penggunaan kendaraan bermotor. Ia juga mengimbau agar memilih area yang banyak pepohonan, karena dari beberapa penelitian terbukti bahwa pepohonan dapat membantu menyaring polusi udara.

Hasil pemeriksaan rontgen paru-paru terdapat tuberkulosis

Photo :
  • YouTube: Kata Dokter

"Secara alami, bulu hidung manusia berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup, namun pada kondisi udara yang sangat berpolusi dibutuhkan penyaring bantuan berupa masker untuk mencegah agar zat polutan (terutama dengan ukuran partikel yang sangat kecil) agar tidak masuk ke dalam sistem pernapasan," imbuhnya.

Kualitas udara yang buruk di Jakarta dan beberapa kota lain menjadi sorotan selama beberapa pekan terakhir. Peduli akan kondisi ini, MS GLOW sebagai unit usaha unggulan J99 Corp., menunjukkan aksi konkret dengan mendorong edukasi pentingnya memakai masker bagi masyarakat.  

"Sebagai perusahaan yang bergerak di beauty industry, kami menyadari betapa eratnya kaitan antara kecantikan dengan kesehatan. Upaya perawatan dan perlindungan tubuh selalu menjadi fokus kami, sehingga MS GLOW terpanggil untuk aktif turun tangan dalam persoalan yang tengah dihadapi masyarakat saat ini yakni kulitas udara buruk,” ungkap founder MS GLOW, Shandy Purnamasari.

Shandy menambahkan bahwa pembagian masker dilakukan untuk membantu masyarakat melindungi saluran pernapasan dan mulut dari berbagai partikel pencemar, juga bakteri dan virus berbahaya. Hal ini juga menjadi bukti dedikasi kami untuk membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat, agar tetap produktif.

Sepanjang bulan September 2023, lebih dari seribu masker Kosmemask dibagikan oleh MS GLOW dan J99 Corp. kepada warga Jakarta. Kosmemask merupakan masker dengan teknologi unggulan yang tak hanya menyaring partikel dari udara, namun juga membantu imunitas tubuh agar tidak terserang virus dan bakteri lain. Kosmemask adalah masker pertama dengan kandungan Nano Silver dilengkapi dengan Stopper, Hypoalergenic, Anti bacterial dengan 4 lapisan extra protection, Bahan lembut, nyaman digunakan, dan tidak menyebabkan iritasi, BFE Bacterial Filtration Efficiency (BFE) 99%, Partie Filtration Efficiency (PFE) 95%. 

"Kami senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan solusi dan menjawab kebutuhan masyarakat. Kami mendapati kalau masyarakat membutuhkan masker yang nyaman, dengan bahan lembut, ringan dan tidak gerah, untuk digunakan sepanjang hari. Kosmemask mengakomodir kebutuhan ini, dan membuat penggunanya betah menggunakan masker yang saat ini kembali menjadi salah satu alat penting untuk menjaga kesehatan mereka,” ungkap Direktur Komersial J99 Corp., Amelia Nasution.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya